Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyampaikan fokus memenuhi target produksi batu bara di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengatakan pendapatan perusahaan dipengaruhi oleh kurs dolar terhadap rupiah.
"Hal ini dikarenakan penjualan batu bara kami ditopang ekspor dan mayoritas transaksi dalam laporan keuangan Indika Energy dicatatkan dengan bentuk dolar AS," kata Ricky kepada Bisnis, Rabu (11/10/2023).
Dia menyebutkan di tengah peningkatan kurs dolar AS ini, Indika Energy atau INDY fokus untuk mencapai target produksi batu bara sebesar 31 juta ton di tahun ini.
Selain itu, menurutnya INDY juga fokus untuk mengoptimalkan sektor-sektor lainnya di bidang non-batu bara termasuk kendaraan listrik, energi surya, dan nature-based solutions.
Sebagai informasi, hingga semester I/2023 INDY mencatatkan laba bersih sebesar US$89,8 juta atau menurun 55,2 persen dari US$200,7 juta pada periode 6 bulan 2022. Sepanjang 6 bulan 2023, Indika Energy membukukan pendapatan US$1,67 miliar, atau turun 13,7 persen secara tahunan.
Baca Juga
INDY membukukan total volume penjualan batu bara sebesar 15 juta ton sepanjang enam bulan pertama 2023.
INDY mencatatkan penjualan ekspor sebanyak 10,6 juta ton batu bara di semester I/2023, dengan tujuan negara China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sementara itu, volume penjualan domestik batu bara INDY pada semester I/2023 mencapai 4,4 juta ton atau 29 persen.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan sebelumnya mengatakan penguatan dolar AS terhadap emiten batu bara memiliki dampak yang relatif positif terhadap penjualan ekspor batu bara.
"Namun, menurut saya hal yang relatif berdampak besar adaah bagaimana pergerakan harga batu bara global," ucap Felix, Rabu (11/10/2023).
Menurut Felix, harga dari batu bara global dalam jangka pendek masih ditopang oleh peningkatan harga gas alam Eropa, seiring terganggunya produksi gas akibat konflik Hamas-Israel. Selain itu, sentimen terhadap harga batu bara menurutnya juga datang dari peningkatan permintaan untuk PLTU di India seiring naiknya permintaan listrik dan semakin dekatnya musim festival juga akan mempengaruhi harga batu bara.