Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,04 persen atau 2,93 poin ke level 6.891,45 pada perdagangan Senin (9/10/2023). Saham BREN milik Prajogo Pangestu yang listing hari ini menjadi salah satu saham dengan peningkatan tertinggi.
Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 233 saham menguat, 296 saham melemah, dan 227 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.880,53-6.929,97. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp10.408,58 triliun.
Saham BREN milik Prajogo Pangestu menjadi saham dengan peningkatan tertinggi, yakni naik 25 persen atau 195 poin ke level Rp975 per saham. Begitu juga saham CUAN yang naik 1,12 persen ke lebel Rp2.710 pada penutupan perdagangan hari ini.
Berbanding terbalik dengan saham BREN, saham lainnya milik Prajogo Pangestu BRPT ditutup melemah 4,8 persen ke level Rp1.290, dan TPIA melemah 1,82 persen ke level Rp2.690.
Adapun saham lain yang menguat hari ini di antaranya saham AMMN yang naik 2,39 persen ke level Rp6.425, MEDC naik 9,67 persen ke level Rp1.475, dan BBCA yang naik 0,28 persen ke level Rp9.050.
Sementara itu, saham lain yang melemah adalah saham BBRI yang turun 0,97 persen ke level Rp5.125, saham PGEO turun 5 persen ke level Rp1.520, dan BBNI turun 1,92 persen ke level Rp5.100.
Baca Juga
Sebelumnya, Tim Riset Phintraco Sekuritas mengatakan risiko ketidakpastian eksternal yang masih cukup tinggi diperkirakan memicu fluktuasi IHSG di rentang 6.890-6.920 di awal pekan ini.
"Sementara untuk sepekan kedepan IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang yang lebih lebar, yaitu 6.850-6.950," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas, Senin (9/10/2023).
Pekan ini, The Fed dijadwalkan merilis FOMC minutes pada September 2023 lalu (12/10/2023). Selain itu, AS juga akan merilis data inflasi per September 2023 (12/10/2023).
Merespon data yang telah dirilis dan antisipasi data ekonomi di atas, hasil jajak pendapat CME FedWatch Tools menunjukan peluang kenaikan the Fed Rate di November 2023 masih bertahan di 27,1 persen. Kondisi ini diyakini berpotensi memicu rebound lanjutan pada nilai tukar Rupiah.