Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) buka suara terkait kasus gugatan terhadap direksinya. Telkom optimistis kinerja masih bertumbuh.
Gugatan tersebut dilayangkan oleh mantan Direktur Utama PT Graha Telkom Sigma (GTS) Bakhtiar Rosyidi, kepada Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah.
Selain Ririek Adriansyah, Bakhtiar Rosyidi (BR) turut menggugat Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom yakni Heri Supriadi. Keduanya digugat digugat secara perdata melalui perkara yang terdaftar No.160/Pdt.G/2023/PN Jkt.Pst, pada Maret 2023.
VP Investor Relation Telkom Edwin Sebayang membenarkan adanya gugatan tersebut. Dia menjelaskan latar belakang diduga perihal laporan TLKM ke Kejaksaan Agung RI terkait adanya dugaan tindak pidana pada PT Sigma Cipta Caraka dan GTS.
“Saat ini, penggugat sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung RI atas kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek di PT Graha Telkom Sigma, dan saat ini atas perkara tersebut sudah pelimpahan untuk nantinya akan segera disidangkan di Pengadilan Negeri Serang,” ujarnya dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/9/2023).
Edwin juga menegaskan bahwa Telkom membantah tuduhan BR yang menyebutkan adanya dugaan laporan fiktif keuangan perusahaan.
Baca Juga
“Laporan keuangan Telkom telah mengikuti standar internasional, kemudian diaudit dan mengikuti pemeriksaan oleh salah satu auditor independen terbesar di dunia Ernst & Young dan juga Badan Pemeriksa Keuangan RI, sesuai standar akuntansi yang diakui negara,” ucapnya.
Di sisi lain, TLKM telah melaporkan hasil temuan dugaan tindak pidana GTS, selaku anak usaha perseroan, kepada Kejaksaan Agung RI. Kasus ini bersumber dari laporan Telkom berdasarkan hasil audit dan analisa pelanggaran yang dilakukan BR saat menjabat sebagai dirut GTS.
Adapun materi objek gugatan yang disampaikan BR selaku mantan dirut GTS terjadi pada 2017-2018. Kala itu, Erick Thohir belum menjabat sebagai Menteri BUMN dan Ririek Adriansyah belum menjabat sebagai Dirut Telkom, beserta nama lain yang disampaikan.
Dalam menghadapi gugatan tersebut, Edwin menyampaikan bahwa perseroan telah menunjuk konsultan hukum yang bertindak sebagai kuasa hukum Dirut dan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia.
Kinerja Telkom 2023
Sementara itu, TLKM memperkirakan pendapatan sepanjang 2023 akan meningkat tipis dibandingkan tahun 2022.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan Telkom atau TLKM memperkirakan pendapatan tahun ini akan tumbuh di kisaran low-to-mid single digit. Sementara itu, EBITDA margin diperkirakan akan relatif stabil pada kisaran 50 persen.
"Pertumbuhan pendapatan ini mayoritas akan didorong oleh bisnis connectivity pada segmen mobile maupun fixed broadband," kata Reza kepada Bisnis, Kamis (14/9/2023).
Dia melanjutkan tahun ini TLKM mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 25 persen dari total pendapatan. Capex ini digunakan untuk mengembangkan bisnis mobile maupun fixed broadband, baik untuk mengakuisisi pelanggan baru maupun untuk mempertahankan kualitas layanan.
"Sebagian dari capex akan digunakan untuk pengembangan bisnis lainnya, seperti data center, tower, serta bisnis digital lainnya," ucapnya.
Sebagai informasi, sepanjang 2022 TLKM mencatatkan pendapatan Rp147,3 triliun. Pendapatan ini meningkat 2,86 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp143,21 triliun.
Pendapatan TLKM didorong oleh pendapatan telepon selular sebesar Rp12,05 triliun, telepon tidak bergerak Rp1,53 triliun, pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika sebesar Rp69 triliun, dan pendapatan Indihome sebesar Rp28,02 triliun.
Akan tetapi, laba bersih TLKM turun 16,18 persen menjadi Rp20,75 triliun, dari sebelumnya Rp24,76 triliun.
Sementara itu, hingga semester I/2023 TLKM telah membukukan pendapatan Rp73,47 triliun. Pendapatan ini naik tipis 2,07 persen secara tahunan.
Adapun laba bersih TLKM juga turun di semester I/2023 menjadi Rp12,75 triliun. Laba bersih ini turun 4,16 persen secara tahunan dari Rp13,31 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya menjelaskan Samuel Sekuritas masih mempertahankan pandangan positif terhadap TLKM. Samuel Sekuritas yakin dominasi TLKM di pasar telco akan membantu mendukung pertumbuhan dan profitabilitasnya dalam jangka panjang.
"Kami mempertahankan peringkat beli untuk TLKM dengan target price sebesar Rp4.500," tulis Samuel Sekuritas.
Risiko untuk saham Telkom atau TLKM menurutnya akan datang dari persaingan yang semakin ketat di sektor telekomunikasi.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.