Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) akan menggelar hajatan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 18-25 September 2023.
Research Analyst NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menyebut bahwa calon emiten yang akan menggunakan kode saham BREN itu memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya.
Dirinya menilai bahwa rencana IPO BREN dilaksanakan pada waktu yang tepat. Sebab, pemerintah kini sedang berupaya untuk mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025.
Di sisi lain, berdasarkan data NS Energy dan Think Geo Energy, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan penghasil energi panas bumi terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2022, Indonesia tercatat memiliki kapasitas pembangkit listrik secara nasional sebesar 2.356 megawatt (MW).
Menurut Leonardo, kehadirsan BREN di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan memberi dampak pada pertumbuhan permintaan pasar, di mana hal ini pada akhirnya menjadi salah satu pendorong bagi Indonesia untuk dapat mencapai target sebagai negara dengan kapasitas panas bumi terbesar di dunia pada 2030.
Kondisi itu pun diperkirakan akan menjadi keuntungan tersendiri bagi BREN karena pada umumnya investor akan mencermati emiten yang mengedepankan target kinerja yang sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Baca Juga
Adapun, langkah BREN untuk melaksanakan IPO dapat dimaknai sebagai batu loncatan awal yang mendorong perusahaan-perusahaan serupa untuk melakukan aksi korporasi IPO di Indonesia, misalnya saja seperti PT Supreme Energy.
"Langkah IPO memungkinkan perusahaan PLT panas bumi untuk melakukan aksi korporasi di Indonesia. Sebut saja seperti Supreme Energy yang merupakan salah satu pemain besar panas bumi di tanah air," jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (15/9/2023).
Sebagaimana diketahui, Barito Renewables Energy akan melangsungkan IPO saham dengan membidik dana segar sebesar Rp3,51 triliun.
Perusahaan yang akan mendapatkan kode saham BREN ini akan menawarkan maksimal 4,5 miliar saham biasa dengan nominal Rp150 atau mewakili sebanyak-banyaknya 3,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh usai penawaran perdana.
Selama masa bookbuilding, BREN menawarkan saham di rentang harga Rp670 hingga Rp780 per lembar saham. Artinya, anak usaha BRPT ini berpeluang untuk meraup dana segar sebanyak-banyak Rp3,51 triliun.