Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ke 6.937,91 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin (11/9/2023). Seiring dengan penguatan indeks, saham AMMN, BBRI, dan BMRI terpantau masuk ke dalam daftar saham paling laris siang ini.
Pada pukul 12.00 WIB, IHSG naik 0,19 persen atau 13,13 poin ke level 6.937,91 pada perdagangan siang ini. IHSG bergerak pada rentang 6.904,36 sampai 6.951,50 sepanjang sesi.
Terdapat 279 saham menguat, 237 saham melemah, dan 227 saham dalam posisi stagnan. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.276 triliun.
Saham paling laris pada perdagangan kali ini dipimpin oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan nilai transaksi mencapai Rp596 miliar. Adapun saham AMMN siang ini terpantau meningkat 0,45 persen ke harga Rp5.625.
Saham terlaris kedua dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai transaksi sebesar Rp222,1 miliar. Saham BBRI terpantau dalam posisi stagnan di harga Rp5.350.
Pada posisi ketiga saham terlaris diisi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai transaksi sebesar Rp189 miliar. Saham BMRI turun 0,42 persen ke harga Rp5.875.
Baca Juga
Emiten lain yang masuk ke dalam daftar saham paling laris di antaranya, saham BBCA yang melemah 0,55 persen ke harga Rp9.075. Selanjutnya, saham BOGA yang naik 0,41 persen ke level Rp1.230. Serta, saham CARE yang berada dalam posisi stagnan di level Rp500.
Sementara itu, saham paling anjlok atau top losers hari ini ditempati oleh HILL yang ambles 22,93 persen atau 720 poin ke level 2.420. Lalu, disusul oleh PACK yang melemah 9,73 persen atau 11 poin ke posisi 102. Selanjutnya, ada saham RELF dan SMKM yang masing-masing turun 9,26 persen ke level 98 dan 8,97 persen ke posisi 71.
Sebelumnya, tim riset Phintraco Sekuritas menilai IHSG pekan ini akan mengalami kemunduran sejenak. Secara teknikal mereka melihat kemungkinan terburuk indeks komposit akan tergerus hingga 6.880.
"IHSG berpotensi melanjutkan pullback ke support area 6.880-6.990 di Senin (11/9). Hal ini terindikasi dari Stochastic RSI dan MFI yang cenderung menurun. Serta, pelebaran negative slope pada MACD.” tulis tim riset dikutip pada Senin (11/9/2023).
Terdapat beberapa katalis negatif yang akan menyeret turun IHSG. Di antaranya, pasar yang akan menunggu perilisan data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) dan ekspor dan impor pada bulan Agustus 2023.
Selain itu, pemerintah melansir terjadi penurunan cadangan devisa Indonesia sebesar US$600 juta dari bulan ke bulan ke US$137,1 miliar per 31 Agustus 2023. Kontraksi tersebut menyusul kondisi ekspor dan impor Tiongkok yang masih terkontraksi pada Agustus 2023.
Dari eksternal, Tiongkok akan rilis data inflasi yang diperkirakan naik 0,2 persen yoy di Agustus 2023 dari minus 0,3 persen pada Juli 2023 (9/9/2023). Kondisi tersebut membangun keyakinan pemulihan aktivitas ekonomi di Tiongkok. Selain Tiongkok, AS juga akan merilis data inflasi bulan Agustus 2023 (13/9).
Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosana menjelaskan secara teknikal pelemahan IHSG pada Jumat (8/9/2023) merupakan indikasi IHSG kembali melanjutkan pelemahan menuju support berikutnya di level 6.869. IHSG ditutup melemah 0,76 persen dalam sepekan ke level 9.624. Dalam riset hariannya, Ivan mengatakan berdasarkan indikator MACD menunjukkan sinyal death cross.
IHSG pada Jumat ditutup tipis di atas 9.612 sebagai support Fibonacci terdekat dengan candle bearish panjang kembali yang mengindikasikan peluang IHSG meluncur menuju support berikutnya di level 6.869.
Level support IHSG berada di 6.912, 6.869, serta 6.846 dan level resistennya di 7.020, 7.058, dan 7.128.
Ivan merekomendasikan beberapa saham pada perdagangan besok seiring prediksi IHSG yang melemah. Di antaranya saham ASII, BBCA, BRPT, dan UNTR. (Daffa Naufal Ramadhan).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.