Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan menghadapi pembayaran utang obligasi senilai Rp941,75 miliar yang jatuh tempo pada 28 September 2023.
Hal tersebut menyusul keputusan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), yang menolak usulan Waskita Karya untuk mengubah perjanjian perwaliamanatan terkait Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018.
Perjanjian perwaliamanatan mengatur ketentuan-ketentuan, di antaranya jadwal pelunasan pokok obligasi, sifat dan besaran tingkat bunga, dan jadwal dan periode pembayaran bunga obligasi.
Obligasi berkelanjutan III Waskita Karya tahap III Tahun 2018 Seri B bernilai Rp941,75 miliar dengan masa jatuh tempo pada 28 September 2023. Obligasi ini memiliki tingkat bunga 9,75 persen per tahun, sehingga nilai bunga pembayaran mencapai Rp91,82 miliar.
Alhasil, dengan tidak disepakatinya usulan perubahan terhadap perjanjian perwaliamantan, maka jadwal pembayaran utang obligasi milik WSKT tetap jatuh pada 28 September mendatang.
“Pembayaran bunga ke-18, bunga ke-19 dan bunga ke-20, dan/atau pelunasan pokok obligasi akan tetap jatuh pada tanggal 28 September 2023,” ujar Pj. SVP Corporate Secretary WSKT Ermy Puspa Yunita, dalam keterbukaan informasi, pekan lalu.
Baca Juga
Sebelumnya, emiten BUMN Karya ini juga telah menyelenggarakan RUPO untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahap II tahun 2018 dan Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV tahun 2019.
Dalam RUPO tersebut, para pemegang obligasi sepakat memberikan kelonggaran waktu kepada perseroan untuk menyusun kembali skema penyelesaian utang obligasi yang belum dibayarkan.
Sementara itu, Waskita hingga semester I/2023 mencatatkan total liabilitas senilai Rp84,31 triliun, meningkat 9,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp77,2 triliun.
Pada saat bersamaan, total ekuitas WSKT ambles 22,32 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada semester I/2023, dari posisi Rp15,46 triliun menjadi hanya Rp12 triliun.
Selain itu, saldo arus kas setara kas WSKT pada akhir periode Juni 2023 tercatat hanya mencapai Rp1,72 triliun, atau terkoreksi sebesar 84,47 persen secara tahunan.