Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ke 6.867 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin, (21/8/2023). Saham BRMS, BBCA, dan BUMI terpantau paling laris diperdagangkan siang ini.
Berdasarkan data RTI pukul 12.00 WIB atau akhir sesi I, IHSG terapresiasi 0,11 persen atau 7,51 poin ke level 6.867,42 pada sesi I perdagangan. IHSG bergerak pada rentang 6.861,26 sampai 6.890,27.
Tercatat, 225 saham menguat, 290 saham melemah, dan 214 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.102 triliun.
Saham Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BMRS) terpantau paling laris diperdagangkan dengan frekuensi 24.830 kali dan nilai transaksi tembus Rp283,7 miliar. Saham BMRS terpantau melesat 14,12 persen atau 25 poin ke level Rp202 per saham.
Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga laris diperdagangkan dengan frekuensi 8.260 kali dan nilai transaksi mencapai Rp271,8 miliar. Meski begitu, Saham BBCA parkir di zona merah dengan melemah 0,54 persen ke level Rp9.200 per saham.
Saham entitas grup Bakrie lainnya, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) juga terpantau laris diperdagangkan dengan frekuensi transaksi sebanyak 18,776 kali, dengan nilai mencapai Rp268,6 miliar. Saham BUMI naik 8,03 persen ke level Rp148 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, saham emiten big caps lainnya yang parkir di zona merah antara lain, GOTO yang terkoreksi 2,17 persen ke posisi Rp90 per saham, selanjutnya saham TLKM yang melemah 0,27 persen ke posisi Rp3.750 per saham, dan saham INKP yang koreksi 1,33 persen atau 125 poin ke posisi Rp9.250.
Adapun, deretan saham yang menghiasi daftar top gainers adalah, BRMS, MMIX, DIVA dan ERTX, dengan penguatan 14,12 persen, 13,99 persen, 11,49 persen dan 10,44 persen.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi IHSG akan bergerak fluktuatif dengan support di level 6.780 sampai dengan pivot di level 6.880. Pergerakan IHSG hari ini, ujarnya, akan dipengaruhi oleh sentimen luar negeri, di mana tiga indeks utama Wall Street melemah lebih dari 2 persen sepanjang pekan lalu.
"Pelemahan itu dipengaruhi oleh kenaikan yield obligasi Amerika Serikat 10 tahun ke level tertinggi sejak Oktober 2022 pada Kamis (17/8/2023)," jelas Valdy dalam riset harian Phintraco Sekuritas, Senin (21/8/2023).
Dari Asia, terdapat sentimen dari potensi gagal bayar Country Garden yang akan menimbulkan kekhawatiran pada pasar properti China. Kendati demikian, diperkirakan bahwa potensi gagal bayar tersebut akan berdampak terbatas ke ekonomi Tiongkok, mengingat besarnya cadangan devisa negara yang mencapai US$3,2 triliun per akhir Juli 2023.
Sementara itu dari dalam negeri, ada pengaruh dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan dilangsungkan pada Kamis (24/8/2023).
Valdy menilai, meski perekonomian dalam negeri terbilang cukup kondusif, namun ketidakpastian ekonomi global dikhawatirkan dapat menurunkan optimisme investor terhadap kebijakan BI dengan spread suku bunga BI dan The Fed yang semakin menipis.