Bisnis.com, MALANG — Jumlah investor pasar modal di wilayah kerja KOJK Malang terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data per 31 Mei 2023, jumlah Single Investor Identification atau SID di wilayah tersebut mencapai 240.118 SID, atau meningkat 24,54 persen year-on-year (yoy).
Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, mengatakan peningkatan tertinggi ditunjukkan SID Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 22.191 SID atau tumbuh 35,52 persen yoy.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa animo masyarakat terhadap investasi SBN terjaga tinggi,” terangnya, Minggu (13/8/2023).
Transaksi saham secara total, kata dia, masih menunjukkan penurunan meskipun di beberapa daerah sudah mulai membaik. Frekuensi transaksi saham investor di Malang Raya menurun 5,36 persen yoy (April 2023: -8,60 persen yoy), sedangkan nilai transaksi saham menurun 13,90 persen yoy (April 2023: -58,62 persen yoy).
Di sisi lain, ujar dia, frekuensi transaksi saham investor di Kota dan Kabupaten Pasuruan serta Kota dan Kabupaten Probolinggo mulai menunjukkan peningkatan. Masing-masing sebesar 1,87 persen dan 23,86 persen.
Menurut dia, nilai transaksi saham investor di Kota dan Kabupaten Probolinggo juga menunjukkan pertumbuhan positif menjadi Rp142 miliar, atau tumbuh Rp17 miliar (13,94 persen yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Selain adanya sentimen global yang berpengaruh pada dinamika pasar modal Indonesia, penurunan transaksi investor disinyalir juga dipengaruhi oleh pengalihan alokasi dana investor untuk berlibur,” ucapnya.
Hal itu seiring dengan penetapan status Indonesia telah beralih dari masa pandemi menjadi endemi.
Sedangkan terkait nilai penjualan reksa dana di wilayah kerja KOJK Malang, kata dia, juga turut menunjukkan penurunan sebesar Rp103 miliar dari Rp410 miliar (April 2022) menjadi Rp306 miliar (April 2023), meskipun dari sisi jumlah nasabah menunjukkan peningkatan cukup besar yakni 21,07 persen yoy menjadi 10.640 nasabah.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai literasi keuangan masyarakat Malang Raya, khususnya dalam akses informasi mempengaruhi preferensi dan analisis pasar modal yang begitu sensitif terhadap isu makro dan politik.
Potensi tekanan inflasi global dan perekonomian global yang cenderung melemah, kata dia, mendorong investor lebih memilih menaruh investasinya di pasar keuangan pada sektor yang tingkat keasamannya tinggi seperti SBN dan saham-saham plat merah (BUMN).
Selain itu, kata dia, investor menempatkan dananya pada deposito karena aman dan relatif cuan. Fakta ini dapat dilihat dari peningkatan DPK yang tumbuh 4,34 persen selama juni 2023.
Disisi lain, geliat sektor riil di Malang raya yang terus meningkat seiring dengan masa endemi menjadi salah satu pilihan alternatif untuk berinvestasi, hal ini dibuktikan dengan loan at risk (LaR) yang turun 5,08 persen (yoy) sampai Juni 2023.
“Kondisi ini semakin memperkuat bahwa perekonomian Malang Raya semakin mendekati normal atau pulih seperti sebelum masa pandemi,” tukasnya.