Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) berencana menerbitkan perpetual bond atau obligasi tanpa tanggal jatuh tempo dalam waktu dekat ini dengan nominal hingga Rp1,5 triliun.
Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi mengatakan, dana dari penerbitan perpetual bond tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan modal inti utama atau modal tier 1 perseroan.
"Rencana penerbitan perpetual bond senilai antara Rp 1 hingga Rp1,5 triliun. Dananya untuk operasional terutama untuk peningkatan modal inti atau menjadi pemenuhan tier 1 capital kami," ujar Yuddy saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (3/8/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, sebelumnya BJBR berencana untuk menggelar aksi korporasi rights issue atau penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Namun, rights issue tersebut ditunda sehingga perseroan memprioritaskan penerbitan obligasi abadi ini terlebih dahulu.
Adapun, alasan BJBR menunda rights issue kata Yuddy karena rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih di atas 20 persen, atau di atas nilai minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 8 persen.
"Kami masih merasa kecukupan modal [CAR] kami masih di atas 20 persen, jadi menurut kami dengan kondisi tersebut kami menunda sambil melihat potensi internal yang selama ini right issue ini penyediaan penyertaan modalnya melalui alokasi dari pemerintah daerah, sekarang kami pikirkan lewat perpetual bond," katanya.
Baca Juga
Kendati demikian, BJBR masih belum bisa mengumumkan berapa kisaran kupon obligasi yang akan diterbitkan karena masih didiskusikan di internal perseroan.
"Range kupon saat ini kami belum bisa sampaikan, tapi InsyaAllah kami umumkan ke publik dalam waktu dekat sebelum pelaksanaan penerbitan, karena ini tidak menggunakan mekanisme Bursa, tapi kami akan laporkan kepada Bursa sebagai bagian dari regulasi terhadap BEI karena kami perusahaan publik," pungkas Yuddy.
Diberitakan sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat double A (idAA) dengan outlook stabil untuk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR). Peringkat tersebut ditetapkan untuk periode 27 Juli 2023 hingga 1 Juli 2024.
Pefindo juga menyampaikan obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan dan memiliki kemampuan yang sangat kuat dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya.
Ditinjau secara kinerja, Bank BJB membukukan laba bersih sebesar Rp908,7 miliar pada semester I/2023. Capaian tersebut turun 24 persen dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sebesar Rp1,19 triliun.
Penyusutan laba bank sejalan dengan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 16 persen yoy menjadi Rp3,45 triliun pada paruh pertama 2023. Dari sisi intermediasi, BJBR secara konsolidasian mencatatkan peningkatan penyaluran kredit 10 persen yoy menjadi Rp121,2 triliun.