Bisnis.com, JAKARTA — Survei Bank Indonesia (BI) meramalkan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menguat dalam 3 bulan ke depan. Hal itu dapat menjadi angin segar bagi emiten properti untuk memacu kinerja pada semester II/2023.
Berdasarkan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan BI yang dilakukan pada Juni 2023, responden rumah tangga berencana menambah kebutuhan pembiayaan, baik melalui bank umum, leasing, maupun koperasi.
Jenis pembiayaan yang diajukan responden rumah tangga ke depan salah satunya adalah KPR. Berdasarkan survei tersebut, BI mencermati adanya kenaikan permintaan pembiayaan dari responden untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal.
"Kebutuhan terhadap KPR, KKB [Kredit Kendaraan Bermotor], kredit peralatan rumah tangga, dan kartu kredit diperkirakan meningkat pada 3 bulan mendatang," tertulis dalam survei BI, dikutip pada Rabu (19/7/2023).
Perinciannya, sebanyak 15,8 persen responden berencana menambah pembiayaan KPR. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 12 persen.
Ramalan BI terkait meningkatnya permintaan pembiayaan KPR mungkin dapat menjadi katalis positif bagi emiten properti, seperti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), hingga PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) untuk memacu kinerjanya ke depan.
Baca Juga
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus menilai bahwa selain pertumbuhan permintaan pembiayaan, ada katalis lain yang berpotensi mengakselerasi performa saham properti pada paruh kedua tahun ini.
Inflasi melandai, kenaikan tingkat suku bunga yang mulai terbatas, daya beli dan konsumsi yang terjaga, hingga stabilitas pemulihan ekonomi dalam negeri dapat menjadi katalis bagi emiten properti.
“Tentu saja hal tersebut memberikan dorongan positif bagi sektor properti untuk bisa bangkit di tahun ini, Namun ingat, strategi dalam melakukan penjualan juga memainkan peran sangat penting untuk dapat mendorong masyarakat dapat membeli properti,” ujarnya kepada Bisnis.
Sementara itu, Head of Investor Relation Ciputra Development Aditya Ciputra Sastrawinata menuturkan CTRA berupaya terus menyesuaikan strategi pemasaran lewat analisa tren pasar hingga perilaku konsumen.
Menurutnya, mulai dari desain dan konstruksi hingga layanan serta dukungan pelanggan, setiap anggota Ciputra memiliki kontribusi terhadap upaya pemasaran perseroan guna memastikan pelanggan mendapatkan pengalaman yang positif.
“Dengan portofolio yang kuat dari proyek-proyek berkualitas tinggi, kami optimistis dengan kemampuan kami untuk mencapai target tahun ini,” tuturnya.
CTRA sepanjang 2023 menargetkan capaian kinerja prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp8,9 triliun. Sementara itu, hingga semester I/2023, perseroan telah membukukan realisasi pendapatan prapenjualan sebesar Rp5,1 triliun atau 57 persen dari target.
Dalam beberapa bulan ke depan, CTRA akan merilis proyek baru di Sentul, Jawa Barat dan Medan, Sumatera Utara. Selain itu, perseroan juga akan meluncurkan cluster baru di beberapa proyek, seperti CitraGarden Serpong dan CitraLand Gama City Medan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.