Bisnis.com, JAKARTA – Emiten anak usaha Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Elnusa Tbk. (ELSA) realisasikan belanja modal Rp200 miliar untuk alokasi armada mobil tangki baru.
Direktur Utama ELNUSA John Hisar Simamora menjelaskan penambahan armada mobil tangki sebesar Rp200 miliar merupakan salah satu penunjang bisnis Elnusa pada jasa distribusi dan logistik energi.
“Elnusa secara rutin setiap tahunnya melakukan investasi dengan menambah armada Mobil Tangki baru maupun mengganti asset Mobil Tangki yang sudah habis masa pakainya dalam kurun waktu 10 tahun,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (12/7/2023).
Penambahan armada Mobil Tangki ini akan dikelola oleh anak usaha Elnusa yakni PT Elnusa Petrofin (EPN) dan akan dioperasikan di wilayah operasi Pertamina pada berbagai area seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. PT Elnusa Petrofin per semester I 2023 mengelola mengelola kurang lebih 1.800 unit Mobil Tangki dan memiliki 665 unit Mobil Tangki asset (MT BBM, MT LPG & MT Avtur).
John mengatakan realisasi dari investasi ini akan dilakukan secara bertahap mulai pertengahan tahun ini hingga akhir tahun 2023. ELSA sendiri menganggarkan Rp500 miliar untuk capex sepanjang 2023.
Melalui investasi ini Elnusa menargetkan untuk memperoleh kontrak jangka panjang pada pengelolaan transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Baca Juga
“Ke depannya Elnusa akan terus adaptif, sehingga tidak menutup kemungkinan kami juga akan melakukan pengembangan investasi untuk angkutan non BBM.” katanya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan ELSA, Bachtiar Soeria Atmadja mengatakan ELSA menganggarkan belanja modal sebesar Rp500 miliar yang sebagian besar atau 46 persen dialokasikan untuk pemeliharaan kapasitas alat survei seismic darat dan juga perawatan sumur.
Selanjutnya, sebanyak 35 persen dialokasikan untuk pertumbuhan bisnis pada pemeliharaan kapasitas kelengkapaan pekerjaan Hydraulic Workover (HWU), Mobile Well Testing serta jasa distribusi dan logistik energi untuk pembangunan dan revitalisasi Terminal Petroleum Liquefied Gas (TPLG) Kolaka, Tanjung Pandan, Labuan Bajo dan berdasarkan kepastian market ke depan.
"Adapun, sisanya digunakan untuk segmen jasa penunjang migas dan non project," jelasnya dalam keterangan pers Maret lalu.