Bisnis.com, JAKARTA – Usai resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO), emiten pengelola gerai minuman Teguk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) berencana membagikan dividen sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba.
“Manajemen perseroan merencanakan untuk membagikan dividen sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba bersih tahun berjalan perseroan setelah pajak, yang berakhir pada 31 Desember 2024,” tulis prospektus TGUK dikutip pada Senin (10/7/2023).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, TGUK membukukan peningkatan pendapatan 15,37 persen menjadi Rp128,30 miliar sepanjang 2022 atau naik dibandingkan dengan pencapaian tahun 2021 yang mencapai Rp111,21 miliar.
Pendapatan ditopang kenaikan penjualan atas segmen minuman sebesar Rp120,34 miliar dan makanan Rp7,95 miliar. Sementara itu, beban pokok pendapatan 2022 mencapai Rp50,28 miliar, naik 1,29 persen dibandingkan beban pokok pendapatan 2021 yakni Rp49,64 miliar.
Alhasil, laba kotor tercatat sebesar Rp78,02 miliar, mengalami kenaikan sebesar 26,72 persen dibandingkan dengan laba kotor pada 2021 yaitu sebesar Rp61,56 miliar.
Adapun laba bersih tercatat mencapai Rp12,64 miliar, atau meningkat sebesar 46,37 persen dibandingkan dengan laba bersih tahun berjalan tahun 2021 yakni sebesar Rp8,63 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Platinum Wahab Nusantara Maulana Hakim menuturkan bahwa Teguk Indonesia berencana menggelontorkan Rp40 miliar dana hasil penawaran umum perdana saham untuk ekspansi penambahan gerai pada tahun ini.
Teguk diketahui menetapkan harga IPO sebesar Rp110 per saham dengan jumlah saham baru yang diterbitkan mencapai 1,07 miliar. Dengan harga saham di Rp110 per lembar, dana segar yang bakal diraup TGUK mencapai Rp117,85 miliar.
Dari jumlah tersebut, perusahaan berencana menggunakan 60 persen dana IPO untuk belanja modal atau capital expenditure yakni pengembangan gerai dan penambahan gerai. Sisanya, akan digunakan untuk modal kerja perusahaan.
“Dari 60 persen [dana IPO] itu, sekitar 80 persen akan digunakan untuk menambah store baru. Anggaran itu lebih kurang sekitar Rp40 miliar,” ujar Maulana saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Maulana menuturkan bahwa hingga akhir tahun ini, Teguk membidik total gerai mencapai 220 unit, termasuk penambahan gerai di Amerika Serikat (AS). Teguk diketahui telah membuka satu gerai di New York, AS pada akhir tahun lalu.
“Di AS itu rencana kami akan bertambah tahun ini tiga store karena memang market AS berbeda dengan Indonesia, jadi kami harus melakukan secara benar dan tidak tergesa-gesa,” pungkasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.