Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Trias Sentosa (TRST) Pulihkan Penjualan Tahun Ini

Trias Sentosa (TRST) menyiapkan sejumlah strategi di antaranya meningkatkan kolaborasi bisnis atau kerja sama dengan konsumen domestik dan ekspor.
Dari kiri - kanan : Direktur Utama PT Trias Sentosa Tbk Hananto Indrakusuma, Komisaris Trias Sugeng Kurniawan, dan moderator Hans Candra memamerkan salahs atu hasil produksinya saat paparan publik di Surabaya, Rabu (28/6/2023)/Bisnis-Peni Widarti
Dari kiri - kanan : Direktur Utama PT Trias Sentosa Tbk Hananto Indrakusuma, Komisaris Trias Sugeng Kurniawan, dan moderator Hans Candra memamerkan salahs atu hasil produksinya saat paparan publik di Surabaya, Rabu (28/6/2023)/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA - Industri flexible packaging film atau kemasan tahun ini masih menghadapi tantangan besar akibat adanya koreksi harga minyak mentah dan bahan baku serta tingkat persaingan dengan produk impor yang cukup ketat. Hal tersebut turut menjadi pekerjaan rumah bagi PT Trias Sentosa Tbk. (TRST). 

Komisaris Trias Sentosa Sugeng Kurniawan mengatakan prospek bisnis flexible packaging tahun ini sedikit pesimistis lantaran dampak kondisi global sejak tahun lalu, seperti adanya perang Rusia-Ukraina pada awal tahun, kemudian pembatasan (lockdown) akibat Covid-19, dan gangguan rantai pasok sehingga menyebabkan inflasi.

“Kemudian pada semester II/2022, ada pelonggaran lockdown di China, lalu normalisasi rantai pasok, inflasi dan suku bunga, serta koreksi harga minyak mentah dan bahan baku,” katanya dalam Paparan Publik, Rabu (28/6/2023).

Akibatnya, lanjut Sugeng, kondisi global ini memengaruhi pasar ekspor yang dimulai dari inflasi dan suku bunga tinggi, lalu daya beli terbatas hingga menyebabkan permintaan turun.

“Kondisi tersebut juga berdampak pada pasar lokal, seperti tren penurunan harga bahan baku mengakibatkan pelanggan cendrung wait and see, dan ada kompetisi dan peningkatan produk impor membuat harga jual sangat kompetitif,” jelasnya.

Sugeng menjelaskan, pada kuartal I/2023 penjualan TRST sudah terkontraksi cukup dalam dengan penjualan tercatat sebesar Rp778 miliar atau anjlok -29,4 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang mampu mencapai Rp1,1 triliun. Secara total sepanjang 2022, penjualan TRST mampu mencapai Rp3,82 triliun naik dibandingkan 2021 sebesar Rp3,65 triliun.

“Masalah harga raw material yang terus menurun secara continue ini menyebabkan kinerja terkoreksi sangat dalam. Lalu daya beli ekspor turun, membuat demand turun karena waktu terjadinya Covid-19 dan pembatasan, konsumen besar di negara maju itu nyetok, lalu sekarang daya beli turun jadi mereka butuh waktu untuk menghabiskan stok,” jelasnnya.

Meski begitu, tambah Sugeng, perseroan masih tetap berharap kinerja penjualan bisa kembali terdongkrak dan pasar mulai membaik pada kuartal III/2023 dengan mengandalkan pasar lokal ketika pasar ekspor tertekan.

Untuk bisa mencapai kinerja terbaik tahun ini, TRST menyiapkan sejumlah strategi di antaranya meningkatkan kolaborasi bisnis atau kerja sama dengan konsumen domestik dan ekspor.

“Kami juga akan membuat produk baru dengan nilai tambah, meningkatkan penjualan CPP Film serta peningkatan produktivitas dan optimalisasi sumber daya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper