Bisnis.com, JAKARTA —PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menetapkan target tinggi untuk kinerja hingga akhir 2023 setelah berhasil mempertahankan pertumbuhan pada 2022.
Mayora menargetkan penjualan hingga pengujung 2023 naik 10 persen, dari Rp30,66 triliun pada 2022 menjadi Rp33,74 triliun. Target ini sedikit berada di atas pertumbuhan tahunan 2022 yang menyentuh 9,9 persen.
Dari sisi bottom line, MYOR menargetkan bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp2,60 triliun. Target ini mencerminkan pertumbuhan 32,4 persen dibandingkan dengan realisasi 2022 yang menembus Rp1,97 triliun. Meski demikian, pertumbuhan ini lebih rendah daripada tahun lalu yang mencapai 62,7 persen.
“Angka proyeksi ini merupakan angka yang cukup realistis untuk dicapai perusahaan,” kata Direktur Mayora Ricky Afrianto dalam paparan publik, Selasa (13/6/2023).
Seiring dengan target tinggi tersebut, Ricky mengatakan proyek penambahan pabrik masih berjalan sesuai rencana dengan operasional dimulai pada 2024. MYOR menggelontorkan investasi hingga Rp3,7 triliun untuk pembangunan dua Pabrik baru yang berlokasi di Balaraja, Banten dan Purwosari, Jawa Timur.
Kehadiran pabrik ini akan menambah kapasitas produksi MYOR hingga 200.000 ton per tahun. Dengan kehadiran fasilitas produksi baru itu, kapasitas produksi biskuit dan wafer MYOR akan bertambah hingga 30 persen.
Baca Juga
Meskipun operasional pabrik anyar baru dimulai pada 2024, Ricky mengharapkan Mayora tetap bisa memetik euforia momentum Pemilihan Umum yang telah bergulir sejak 2023.
“Kami harapkan Pemilu berdampak positif seperti sebelumnya disampaikan. Mengingat pabrik baru ini akan beroperasi penuh 2024 dan persiapan pemilu sejak akhir 2023, tetapi kami cukup optimistis momentum Pemilu akan berdampak positif,” katanya.
Direktur Mayora Indah Hendrik Polisar menambahkan bahwa operasional pabrik baru akan berkontribusi pada penambahan kapasitas total sebesar 10 persen. Dengan demikian, sumbangan terhadap pendapatan pada 2024 diharapkan menembus 10 persen.
Pada 2023 ini, MYOR mengalokasikan belanja modal sebesar Rp2,1 triliun. Selain digunakan untuk sejumlah proyek strategis, capex juga disiapkan untuk sejumlah kebutuhan perawatan rutin.
Mayora sendiri tercatat mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp727,71 miliar sepanjang kuartal I/2023. Capaian itu naik 137,64 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp306 miliar.
Kenaikan laba dinikmati MYOR di tengah pertumbuhan penjualan sebesar 11,42 persen YoY dari Rp7,58 triliun menjadi Rp8,45 triliun. Kenaikan penjualan ini lebih besar daripada kenaikan beban pokok penjualan yang hanya meningkat 3,42 persen YoY menjadi Rp6,13 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,93 triliun.