Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.ID: Tuah Reksa Dana Saham hingga Ceruk Pembiayaan Kendaraan Listrik

Meskipun kinerja pasar saham sepanjang tahun ini tidak begitu cerah, para manajer investasi masih mengandalkan reksa dana saham sebagai produk unggulan mereka k
Warga mengakses informasi tentang reksa dana. Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses informasi tentang reksa dana. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun kinerja pasar saham sepanjang tahun ini tidak begitu cerah, para manajer investasi masih mengandalkan reksa dana saham sebagai produk unggulan mereka kepada para nasabah investor.

Berita bertajuk Tuah Reksa Dana Saham Tak Pudar Meski IHSG Memerah menjadi salah satu kabar pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah sajian menarik lainnya turut terhidang dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Rabu (17/05/2023):

1. Tuah Reksa Dana Saham Tak Pudar Meski IHSG Memerah

Meskipun kinerja pasar saham sepanjang tahun ini tidak begitu cerah, para manajer investasi masih mengandalkan reksa dana saham sebagai produk unggulan mereka kepada para nasabah investor.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kinerja pasar saham sepanjang tahun berjalan 2023 hingga Selasa (16/5/2023), terlihat tidak begitu bergairah. Hari ini, IHSG turun 0,52 persen menjadi 6.676,56, padahal pada akhir April 2023 lalu sempat mendekati level 7.000.

Alhasil, sepanjang tahun berjalan ini, IHSG tercatat turun 2,54 persen year-to-date (YtD). Bahkan, jika dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama di tahun lalu, IHSG sudah anjlok 7,26 persen year-on-year (YoY).

Namun, kondisi ini tidak lantas menjadikan reksa dana saham yang merupakan instrumen investasi turunan dari saham kehilangan daya tariknya. Dengan strategi investasi yang tepat, kalangan manajer investasi meyakini dapat meracik produk reksa dana saham yang mampu memberikan return optimal.

2. Strategi Diversifikasi AKRA Dongkrak Daya Tarik Sahamnya

Pertumbuhan pendapatan yang signifikan dari berbagai lini usaha yang dijalankan oleh PT AKR Corporindo Tbk. pada kuartal pertama tahun ini membuat saham emiten berkode AKRA ini makin menarik bagi para investor. AKRA memiliki arus pendapatan dari berbagai sektor bisnis, baik yang sudah mapan maupun yang masih dalam tahap pengembangan.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, AKRA berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,89 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8,13 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).

Jika dilihat lebih detail, pendapatan AKRA berasal dari beberapa segmen, di antaranya pendapatan dari perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp10 triliun, mengalami kenaikan sebesar 4,28 persen.

3. Pertamina Salurkan Bahan Bakar Nabati untuk Genset Trakindo

Dalam upaya mendorong transisi energi di Indonesia, PT Pertamina Patra Niaga mulai menyalurkan produk Pertamina Renewable Diesel kepada PT Trakindo Utama, sebagai bahan bakar untuk mesin power generator (Caterpillar generator set/Cat genset) tipe 3516E.

Untuk uji kinerja produk genset Caterpillar 3516E tersebut secara perdana telah dilakukan di Trakindo Yard Cilincing, Jakarta Utara, pada Rabu (10/5/2023) dengan menggunakan tiga jenis bahan bakar nabati berbeda dari produk Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD), yaitu Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Biodiesel 40 (B40), dan campuran HVO dan B40 dengan perbandingan komposisi 50:50.

Hasilnya, menurut Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, produk Pertamina RD secara spesifikasi menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik, dengan Cetane Number (angka setana) di atas 70. Artinya, Pertamina RD dinilai dapat berkontribusi menurunkan emisi dari bahan bakar hingga 70 persen.

Tak hanya itu, kandungan sulfur dari produk bahan bakar nabati yang merupakan olahan kelapa sawit tersebut di bawah 10 part per million (ppm) sehingga menjadikan produk ini lebih baik dari Biosolar.

“Uji coba produk Pertamina RD sukses dilakukan pada mesin alat berat Cat Genset 3516E berkapasitas 2.500 liter. Uji coba produk tersebut menjadi salah satu komitmen Pertamina Patra Niaga yang terus mendorong transisi energi dan percepatan Net Zero Emission [NZE] di Indonesia,” kata Irto dalam keterangannya dikutip Selasa (16/5/2023).

4. Mengasah RKP Sebelum Presiden Jokowi Bacakan Nota Keuangan 2024

Sebelum Presiden Jokowi membacakan nota keuangan di akhir masa jabatannya, sejumlah angka dan rencana APBN disiapkan. Setidaknya ada tiga tahap yang harus dilakukan sebelum nota keuangan dan RAPBN 2024 disampaikan kepada DPR. Ketiga tahap itu adalah musyawarah rencana pembangunan nasional atau musrenbangnas, pembicaraan pendahuluan dengan DPR RI, dan penetapan peraturan presiden tentang RKP 2024.

Musrenbangnas yang dimulai pada 2 Mei 2023 telah berakhir. Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadir dan menyampaikan pengarahan pada penutupan Musrenbangnas 2023, yang dirangkaikan dengan peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050 di Jakarta Convention Center, Selasa (16/5/2023).

Wapres berpesan agar seluruh pimpinan K/L dan kepala daerah menjadikan RKP 2024 sebagai panduan yang komprehensif dalam menjalankan program pembangunan. Wapres juga mendorong agar penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) provinsi dan kabupaten/kota betul-betul memperhatikan sasaran dan target pembangunan pada RKP.

5. Ceruk Baru Pembiayaan Kendaraan Listrik Mulai Merangkak Naik

Penjualan kendaraan listrik di dalam negeri menjadi ceruk baru untuk perluasan industri pembiayaan atau multifinance. Meskipun porsinya masih terhitung mini ketimbang pembiayaan otomotif konvensional, namun pembiayaan kendaraan listrik menunjukkan sinyal peningkatan.

Salah satu contoh adalah PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF). Dalam hal ini CNAF mencatatkan pembiayaan kendaraan listrik hingga Rp22,8 miliar hingga kuartal I/2023. Catatan tersebut tumbuh hampir dua kali lipat atau 199 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp7,6 miliar.

Meskipun tak disangkal porsi sektor tersebut terhitung masih kecil.Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengaku tetap optimistis pembiayaan kendaraan listrik di kuartal selanjutnya akan terus tumbuh. Berbagai startegi disusun untuk mempertahankan pertumbuhan tersebut.

“Salah satunya dengan menerapkan suku bunga kurang lebih 100bps, lebih murah dari pembiayaan konvensional,” kata Ristiawan kepada Bisnis, Selasa (16/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper