Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Bergerak Melemah Detik-Detik Jelang Rilis Data Inflasi AS

Harga emas di pasar spot terpantau melemah 3,33 poin atau 0,16 persen ke level US$2.031,23 per troy ounce pada pukul 17.25 WIB.
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bergerak melemah menjelang data Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat yang dirilis pada Rabu (10/5/2023). 

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau melemah 3,33 poin atau 0,16 persen ke level US$2.031,23 per troy ounce pada pukul 17.25 WIB.

Sementara itu, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Juni 2023 juga terkoreksi 5,5 poin atau 0,27 persen ke level US$2.037,40 per troy ounce.

Pelaku pasar kini memperkirakan kenaikan suku bunga dalam beberapa pertemuan kebijakan bank sentral yang akan datang pada bulan Juni dan Juli.

Analis Pasar Senior Oanda Ed Moya mengatakan bahwa meskipun suku bunga yang lebih tinggi umumnya berdampak negatif bagi emas yang memberikan imbal hasil, logam mulia ini dapat memasuki skenario keuntungan bersama.

"Rilis data inflasi yang tinggi akan memberikan dorongan terhadap suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," ungkap Moya seperti dikutip Bloomberg

Hal tersebut kemudian akan melemahkan prospek pertumbuhan, memicu penjualan saham, dan berpotensi meningkatkan permintaan jangka pendek untuk emas.

Moya kemudian lanjut menjelaskan bahwa jika data inflasi menunjukkan penurunan, maka dapat meyakinkan The Fed selesai dengan kebijakan pengetatan moneternya dan memotong suku bunga pada akhir 2023. 

Ekonomi yang Masih Belum Pasti 

Para investor masih mempertimbangkan keadaan ekonomi, yang menandakan jalur kedepannya masih belum pasti. 

Presiden The Fed New York, John Williams pada Selasa (9/5) mengatakan bahwa ia memantau bagaimana ketegangan di sektor perbankan memengaruhi ekonomi AS serta membuka peluang untuk mempertahankan suku bunga pada bulan depan. 

Melihat di sisi lain, krisis pagu utang AS semakin memperburuk sentimen investor. Kegagalan untuk menemukan solusi akan memberikan risiko nyata terhadap kekuatan dolar, sehingga daya tarik emas akan semakin menguat. 

Sebelumnya, diketahui Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mencatat bahwa indeks harga konsumen pada Maret 2023 (IHK) AS naik sebanyak 5 persen (year-on-year/yoy). Data inflasi ini lebih rendah dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 6 persen (yoy). 

Mengutip dari pemberitaan Bisnis sebelumnya (14/3/2023) berdasarkan pemberitaan Reuters, data inflasi tersebut dirilis di tengah gejolak pasar keuangan, terutama yang dipicu oleh Silicon Valley Bank dan Signature Bank. 

Kemudian, untuk data inflasi yang akan dirilis hari ini para ekonom memproyeksi bahwa IHK mencapai 5,2 persen (yoy). 

Nantinya data inflasi yang akan dirilis sekitar jam 19.30 WIB Rabu hari ini (10/5) akan menjadi pertimbangan para investor mengenai ekonomi AS. 

Ketua The Fed, Jerome Powell dalam konferensi pers setelah mengumumkan suku bunga acuan pada hari Kamis (4/5) mengatakan bahwa data inflasi menjadi salah satu faktor dalam kebijakan masa depan. Faktor lainnya adalah mengenai pasar tenaga kerja dan kondisi kredit. 

Powell sendiri juga mengatakan bahwa pasar tenaga masih ketat. Ketidakpastian mengenai seberapa banyak pengurangan pinjaman dari bank akan berkontribusi pada pendinginan ekonomi yang saat ini masih belum pasti. The Fed juga akan melanjutkan laju pengurangan neracanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper