Bisnis.com, JAKARTA — Produsen mi instan merek Indomie afiliasi konglomerat Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) telah melakukan ekspor dalam 30 tahun terakhir.
Direktur Indofood CBP Sukses Makmur Taufik Wiraatmadja mengatakan ICBP telah mengekspor produk mi instan ke berbagai negara di seluruh dunia selama lebih dari 30 tahun. Indofood juga memastikan bahwa produknya telah memenuhi peraturan dan ketentuan keamanan pangan yang berlaku di Indonesia dan berbagai negara di mana produk mi instan ICBP dipasarkan.
Mi instan Indomie memang telah merambah lebih dari 50 negara. Sejumlah destinasi ekspor utama mencakup Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, dan Taiwan. Produk Indomie juga memiliki tempat istimewa di pasar Afrika seperti Nigeria.
Jika merujuk laporan keuangan ICBP per Maret 2023, penjualan di pasar ekspor mencapai Rp5,02 triliun atau 26,25 persen dari total penjualan kuartal I/2023 yang menembus Rp19,14 triliun. Realisasi ekspor tersebut meningkat 8,78 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,62 triliun.
Pasar Indonesia masih menjadi tulang punggung bagi Indofood dengan kontribusi sebesar Rp14,11 triliun di kuartal I/2023. Kemudian pasar Timur Tengah dan Afrika di peringkat kedua dengan penjualan sebesar Rp3,94 triliun yang mencerminkan pertumbuhan 4,48 persen year on year (YoY).
Pertumbuhan juga terlihat pada ekspor di pasar Asia lainnya. Penjualan di kawasan ini meningkat hingga 55,42 persen YoY dari Rp277,41 miliar menjadi Rp431,16 miliar. Sementara itu, ekspor di pasar lainnya tumbuh 20,37 persen menjadi Rp645,88 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp536,56 milia.
Baca Juga
Indofood tidak memerinci berapa kontribusi produk mi instan dalam penjualan ekspor. Namun secara kumulatif, sumbangan segmen mi instan sebesar Rp14,01 triliun setara dengan 73,20 persen terhadap total penjualan di kuartal I/2023.
Penjualan Kumulatif Indofood CBP berdasarkan Segmen Geografis di Kuartal I/2023 (Rp miliar)
Kuartal I/2023 | Kuartal I/2022 | Perubahan (%) | |
Indonesia | 14.117.075 | 12.594.961 | 12,09 |
Afrika dan Timur Tengah | 3.949.038 | 3.779.565 | 4,48 |
Asia lainnya | 431.163 | 277.413 | 55,42 |
Lainnya | 645.884 | 536.569 | 20,37 |
Total Ekspor | 5.026.085 | 4.620.547 | 8,78 |
Namun, kabar tidak sedap sempat menerpa perusahaan baru-baru ini. Otoritas keamanan pangan di destinasi ekspor produk andalannya menarik peredaran salah satu varian Indomie karena kandungan residu berbahaya.
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan dalam pernyataan pada Senin (24/4/2023) mengumumkan temuan kandungan etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma pada pada bumbu ‘Indomie Rasa Ayam Spesial' yang diproduksi ICBP.
Regulasi pangan Taiwan melarang kandungan etilen oksida dalam pangan. Namun dalam analisis 2-Chloro Ethanol (2-CE) yang hasilnya dikonversi sebagai EtO, kadar etilen oksida pada varian Indomie tersebut mencapai 0,187 ppm atau setara dengan 0,34 ppm. Alhasil, Indomie Rasa Ayam Spesial ditarik dari peredaran.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) langsung pasang badan setelah temuan tersebut diumumkan Taiwan. Melalui laman resminya, BPOM mengatakan varian Indomie tersebut aman dikonsumsi karena telah memenuhi standar keamanan dan mutu Indonesia.
Indonesia sejatinya telah mengatur batas maksimal residu (BMR) 2-CE sebesar 85 ppm melalui Keputusan Kepala BPOM No. 229/2022 tentang Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida.
“Dengan demikian, kadar 2-CE yang terdeteksi pada sampel mi instan di Taiwan (0,34 ppm) masih jauh di bawah BMR 2-CE di Indonesia dan di sejumlah negara lain, seperti Amerika dan Kanada,” jelas BPOM.
Taufik Wiraatmadja juga memastikan bahwa produk Indomie aman dikonsumsi. Dia menjelaskan semua produk mi instan yang diproduksi oleh ICBP di Indonesia diproses sesuai dengan standar keamanan pangan dari Codex Standard for Instant Noodles dan juga standar yang sesuai dengan ketentuan BPOM.
“Produk mi instan kami telah mendapatkan Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) serta diproduksi di fasilitas produksi yang tersertifikasi Standar Internasional,” jelasnya.