Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Gudang Garam (GGRM) Melesat 82 Persen Jadi Rp1,9 Triliun di Kuartal I/2023

Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melesat 82,33 persen menjadi Rp1,96 triliun pada kuartal I/2023.
Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melesat 82,33 persen menjadi Rp1,96 triliun pada kuartal I/2023. Penurunan beban pokok penjualan dan kenaikan pendapatan memicu kenaikan tersebut./gudanggaramtbk.com
Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melesat 82,33 persen menjadi Rp1,96 triliun pada kuartal I/2023. Penurunan beban pokok penjualan dan kenaikan pendapatan memicu kenaikan tersebut./gudanggaramtbk.com

Bisnis.com, JAKARTA — Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melesat 82,33 persen menjadi Rp1,96 triliun pada kuartal I/2023. Penurunan beban pokok penjualan dan kenaikan pendapatan memicu kenaikan tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023 yang belum diaudit, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada kuartal I/2023 berada di atas capaian kuartal I/2022 sebesar Rp1,07 triliun.

Kenaikan dua digit pada bottom line juga lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan yang hanya sebesar 1,50 persen year on year (YoY). Gudang Garam mengantongi Rp29,73 triliun pada Januari—Maret 2023, lebih tinggi dibandingkan dengan Rp29,29 triliun pada periode yang sama di 2022.

Produk sigaret kretek mesin (SKM) masih menjadi kontributor utama dengan sumbangan sebesar Rp27,03 triliun per Maret 2023. Angka itu naik 1,20 persen YoY dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar Rp26,71 triliun. Sementara itu, penjualan sigaret kretek tangan (SKT) naik 9,70 persen secara tahunan dari Rp2,04 triliun pada kuartal I/2022 menjadi Rp2,24 triliun pada kuartal I/2023.

Di tengah kenaikan pendapatan, Gudang Garam melaporkan penurunan biaya pokok penjualan sebesar 2,47 persen YoY dari Rp26,01 triliun pada kuartal I/2022 menjadi Rp25,37 triliun pada kuartal I/2023.

Pita cukai, PPN, dan pajak rokok sebagai kontributor beban penjualan terbesar tercatat turun 14,32 persen YoY. Alhasil, Gudang Garam hanya menyetor cukai sebesar Rp21,47 triliun selama kuartal I/2023, sementara pada periode yang sama tahun lalu menembus Rp25,06 triliun.

Posisi aset GGRM pada akhir kuartal I/2023 adalah sebesar Rp86,25 triliun, turun daripada akhir 2022 sebesar Rp88,56 triliun. Penurunan aset terutama dipicu oleh turunnya persediaan dari Rp47,63 triliun di akhir 2022 menjadi Rp44,40 per 31 Maret 2023.

Sementara itu, total liabilitas GGRM turun menjadi Rp26,43 triliun di pengujung Maret 2023 dibandingkan dengan posisi akhir 2022 sebesar Rp30,70 triliun. Berkurangnya utang cukai, PPN, dan pajak rokok menjadi penyebab penurunan liabilitas GGRM.

Adapun ekuitas Gudang Garam naik menjadi Rp59,81 triliun dari Rp57,85 triliun per 31 Desember 2022. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya saldo laba yang belum dicadangkan dari Rp56,67 triliun menjadi Rp58,63 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper