Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit milik Grup Lippo, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) menorehkan kinerja cemerlang dengan mencetak laba bersih Rp249,61 miliar pada kuartal I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/4/2023), laba bersih SILO meroket 151,4 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp99,28 miliar.
Melonjaknya laba SILO didorong oleh meningkatnya pendapatan 19,46 persen yoy menjadi Rp2,65 triliun hingga 31 Maret 2023 dibanding kuartal I/2022 sebesar Rp2,22 triliun.
Secara rinci, pendapatan dari spesialis berkontribusi Rp607,63 miliar, sedangkan pendapatan non-spesialis sebesar Rp2,04 triliun.
Adapun, pendapatan tersebut merupakan hasil akumulasi dari berbagai cabang RS Siloam seperti di Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang, hingga Balikpapan.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan juga ikut terkerek 12,99 persen menjadi Rp1,63 triliun dibanding periode sama tahun 2022 sebesar Rp1,45 triliun.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan tersebut terdiri dari segmen rawat inap yang berkontribusi Rp941,83 miliar. Sedangkan segmen rawat jalan yang juga termasuk pembayaran jasa tenaga ahli, gaji, obat dan perlengkapan sebesar Rp697,92 miliar.
Adapun, total aset Siloam tumbuh 5,63 persen menjadi Rp10,21 triliun hingga kuartal I/2023, dibanding 31 Desember 2022 yang sebesar Rp9,66 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp2,88 triliun dibanding akhir 2022 yang sebesar Rp2,61 triliun. Sedangkan ekuitas naik jadi Rp7,32 triliun dibanding Desember 2022 sebesar Rp7,05 triliun.
Diberitakan sebelumnya, emiten rumah sakit Grup Lippo itu akan mengusulkan pembagian dividen untuk tahun buku 2022 dengan total nilai sebesar Rp255 miliar. Nilai itu merefleksikan dividen per saham sebesar Rp19.
Direktur Siloam International Hospitals Daniel Phua menjelaskan besaran dividen tersebut akan diusulkan pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) mendatang. Dengan laba tahun berjalan 2022 sebesar Rp710,38 miliar, dividend payout ratio (DPR) dipertahankan di 36 persen dibandingkan dengan tahun buku 2021 sebesar 37 persen.