Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Kripto Beterbangan, Bitcoin Nyaman di Atas US$30.000

Mayoritas koin kripto dengan kapitalisasi pasar besar seperti Bitcoin bergerak naik di tengah pelemahan dolar AS.
Mayoritas koin kripto dengan kapitalisasi pasar besar seperti Bitcoin bergerak naik di tengah pelemahan dolar AS. Bisnis/Arief Hermawan P
Mayoritas koin kripto dengan kapitalisasi pasar besar seperti Bitcoin bergerak naik di tengah pelemahan dolar AS. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas aset kripto dengan kapitalisasi pasar besar bergerak hijau terutama Bitcoin yang masih bertengger di posisi US$30.115 per koin. 

Berdasarkan data coinmarketcap pukul 10.45 WIB, Bitcoin (BTC) parkir di level US$30,115 per koin atau naik 0,15 dalam 24 jam. Secara akumulasi, BTC telah naik 7,23 persen dalam sepekan perdagangan. 

Koin Ethereum, juga terpantau bergerak naik sebesar 2,69 persen ke posisi US$1.914 per koin atau naik 1 persen dalam kurun waktu sepekan. Volume perdagangan ETH tercatat sebesar US$11,11 miliar. 

Selanjutnya dua jenis stablecoin yaitu USDT dan USDC yang masih berusaha menguat perlahan dengan kenaikan tidak lebih dari 1 persen selama sepekan. USDT bergerak di level US$1 sedangkan USDC mentok di level US$0,99 per koin. 

Sementara itu koin meme Dogecoin (DOGE) terpantau menguat 2,43 persen dalam 24 jam ke level US$0,08 per koin, koin Solana meroket 6,27 persen ke posisi US$23,94 dan Cardano (ADA) berhasil menguat 0,35 persen ke level US$0,40 per koin.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memproyeksikan hingga akhir pekan Bitcoin akan menguji harga di kisaran US$32.500 untuk melanjutkan momentum bullish.

Pasar aset kripto mulai bergerak naik pada Januari 2023 setelah melihat data tingkat inflasi Amerika Serikat yang mulai turun sejak akhir tahun 2022. Melandainya inflasi ini memberikan harapan adanya kebijakan pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve di tahun 2023.

“Bitcoin kembali mendapatkan momentum pada akhir Maret menyusul krisis kesulitan likuiditas yang menerpa Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat, membuat investor mengalihkan aset mereka ke jenis aset lain seperti Bitcoin,” katanya dalam riset kripto, dikutip Kamis (13/4/2023). 

Baru-baru ini, beberapa negara yang tergabung dalam BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) juga tengah mempertimbangkan alternatif pengganti mata uang dolar AS sebagai alat transaksi. Rencana lebih lanjut tentang pembentukan mata uang ini akan dibicarakan lebih detail pada KTT BRICS Agustus 2023 mendatang.

Dengan langkah aliansi BRICS yang akan meninggalkan dolar AS akan mempengaruhi posisi dolar AS di pasar internasional seperti penurunan permintaan dan nilai dolar AS dalam perdagangan internasional. Saat ini kelima negara BRICS menyumbang 31,5 persen PDB dunia, atau hampir sepertiga dari total GDP. Angka tersebut juga lebih tinggi negara G7 yang menyumbang 30,7 persen dari total PDB dunia.

“Penurunan nilai US dollar akan berdampak pada harga aset kripto, terutama Bitcoin yang memiliki korelasi yang cukup kuat. Ketika dolar AS menguat, maka harga Bitcoin relatif turun dan ketika nilai mata uang dolar AS menurun, maka harga Bitcoin cenderung menguat,” imbuh Panji. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper