Bisnis.com, JAKARTA – Pengusaha tambang batu bara Bayan Resources, Low Tuck Kwong berhasil mempertahankan tahtanya dalam jajaran orang paling sugih di Indonesia. Makin tebal kantong konglomerat itu tidak terlepas dari kinerja emiten terbesar ketiga, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang tak kalah moncer.
Berita tentang juragan tambang batu bara Low Tuck Kwong menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Rabu (12/4/2023):
1. Kantong Tebal Juragan Batu Bara Low Tuck Kwong
Dalam rilis Forbes Real Time Billionaires, Selasa (11/4/2023), kekayaan Low Tuck Kwong ditaksir mencapai US$30,1 miliar, mengalahkan konglomerat pemilik Grup Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono yang masing-masing memiliki kekayaan sebesar US$25,8 miliar dan US$24,7 miliar.
Selanjutnya, Low Tuck Kwong menjadi miliarder batu bara Indonesia yang meroket. Pendapatan dan laba produsen batu bara Bayan Resources naik tiga kali lipat dari harga sahamnya pada 2022. Lonjakan itu terjadi di tengah krisis energi global yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang mendorong kenaikan harga batu bara di seluruh dunia.
Kekayaan bersihnya mencapai US$25,5 miliar atau setara dengan Rp380,5 triliun. Di mana keuntungannya ini meningkat sejak Maret 2022, sebesar US$21,8 miliar atau setara dengan Rp325,3 triliun.
Kinerja perusahaan batu bara tersebut, yang memiliki margin laba bersih atau net profit margin/NPM yang terbesar. Dengan mencetak laba bersih US$2,17 miliar dan pendapatan US$4,7 miliar, NPM Bayan Resources pada 2022 mencapai 46,31 persen. Margin laba bersih itu mengalami ekspansi 379 basis poin dari NPM 2021 yang dikalkulasi sebesar 42,52 persen.
Mekarnya NPM emiten batu bara berkapitalisasi pasar paling jumbo itu sejalan dengan laba bersih yang meningkat 79,63 persen YoY dari US$1,2 miliar pada 2021. Dalam bahan presentasinya, BYAN tecatat telah melakukan produksi sebanyak 38,9 juta ton batu bara pada 2022. Raihan produksi ini hanya kalah dari BUMI yang sebesar 71,9 juta ton dan ADRO sebesar 62,9 juta ton batu bara.
2. Jurus Jokowi Kendali Harga Pangan Lewat Bantuan Sosial
Masih tingginya harga sejumlah komoditas pangan utama memicu pemerintah putar otak. Terbaru, eksekutif mendistribusikan bantuan pangan untuk mengendalikan harga di dalam negeri.
Selama Ramadan, Perum Bulog dan holding pangan ID Food menyalurkan ratusan ribu ton pangan kepada masyarakat. Bulog mendistribusikan 640.000 ton beras kepada 21.353 keluarga penerima manfaat.
Tiap keluarga diberi jatah 10 kilogram untuk kebutuhan hidup selama Ramadan hingga Mei dengan tiga kali penyaluran. Kemudian, ID Food menyalurkan daging ayam beku dan telur ayam kepada 1,4 juga keluarga rawan stunting.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) setidaknya mengharapkan dua hal dari penyaluran bantuan sosial ini. Pertama, memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat kurang mampu khususnya selama Ramadan. Kedua, sebagai stimulus menurunkan harga beras. Penyaluran ini dilakukan ke seluruh kabupaten kota di Tanah Air diawali dengan penyaluran di Solo Raya, Jawa Tengah.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras misalnya terus mengalami anomali selama Ramadan. Pada Senin (10/4/2023) misalnya, harga beras sendiri masih terus naik. Namun berangsur turun sehari berselang.
Harga beras medium naik 0,84 persen dibanding sebulan lalu jadi Rp12.000 per kilogram (kg) dan harga beras premium naik 1,46 persen jadi Rp13.700 per kg pada Senin.
Namun sehari berselang atau Selasa (11/4/2023), harga beras medium yakni Rp11.860 per kg turun Rp40 atau 0,34 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Sedangkan, beras premium mengalami kenaikan 0,59 persen atau Rp80 menjadi Rp13.690 per kg.
3. Menakar Dampak Industri Properti pada Laju Perekonomian Nasional
Industri properti memiliki peranan besar terhadap perekonomian nasional, termasuk dalam membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mencegah kemiskinan di Tanah Air.
Berdasarkan penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) 2023, tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 9,54 persen dari total 274 juta penduduk atau sekitar 26 juta orang. Jika sektor properti berhenti beraktivitas, tingkat kemiskinan bakal meningkat menjadi 17,37 persen, dalam artian berpotensi meningkat hingga 47 juta orang.
Sektor properti, real estat dan konstruksi di Indonesia disebut telah berkontribusi senilai Rp2.349 triliun hingga Rp2.865 triliun per tahun atau setara dengan 14,63 persen hingga 16,30 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil penelitian dari LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) terkait dengan kontribusi sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan terhadap perekonomian nasional.
Kepala Kelompok Kajian Ilmu Regional dan Kebijakan LPEM FEB Universitas Indonesia Uka Wikarya mengatakan properti menjadi sektor yang strategis terhadap perekonomian nasional. Namun, peran pentingnya belum mendapatkan perhatian optimal karena keterbatasan assesment.
4. Optimisme Dorong Belanja Rumah Tangga Masyarakat
Belanja rumah tangga pada Maret 2023 terindikasi mengalami kenaikan. Masyarakat sudah kembali membeli barang tahan lama atau durabvle goods. Hal itu menjadi salah satu indikasi bahwa optimisme masyarakat atas perekonomian Indonesai mengalami kenaikan.
Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK pada Maret 2023 mencapai 123,3. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 122,4 pada Februari 2023. Secara kuartalan, IKK kuartal I 2023 berada di area optimis pada level 122,9, lebih tinggi dibandingkan 119,7 pada kuartal IV 2022.
Survei Bank Indonesia menunjukkan faktor yang menyebabkan menguatnya keyakinan konsumen adalah kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat sebagai pendorong.
Survei Konsumen Maret 2023 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal terbaca dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2023 sebesar 123,3, lebih tinggi dibandingkan 122,4 pada bulan sebelumnya.
Menguatnya optimisme konsumen didorong peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan. Hal tersebut tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Maret 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 113,1 dan 133,5, lebih tinggi dari 112,4, dan 132,5 pada bulan sebelumnya.
Secara kuartalan, IKK kuartal I 2023 berada pada area optimis di level 122,9, lebih tinggi dibandingkan 119,7 pada triwulan IV 2022. Meningkatnya keyakinan konsumen pada kuartal I 2023 didorong oleh menguatnya IKE dan IEK.
5. Emiten Konsumer Menanti Berkah Ramadan
Kendati diselimuti sentimen positif pemulihan kinerja ekonomi tahun ini, kinerja saham emiten-emiten barang konsumsi non-cyclical masih lesu akibat kinerja keuangan tahun 2022 lalu yang tidak mengesankan. Meski begitu, pelemahan ini memberikan ruang bagi potensi return yang lebih besar dari sektor ini.
Indeks yang menaungi emiten-emiten barang konsumer non-cyclical, IDX Consumer Non-cyclical, bergerak turun sepanjang 2023. Kinerja laba yang turun pada 2022 akibat tekanan biaya bahan baku masih menjadi salah satu pemicu pesimisme pasar.
Sampai penutupan perdagangan Selasa (11/4/2023), IDX Consumer Non-Cyclical turun 0,39 persen, sedangkan secara year-to-date (YtD) hanya naik 0,01 persen.
Penurunan terlihat pada emiten-emiten berkapitalisasi besar seperti PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang harga sahamnya telah turun persen 9,09 YtD dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) turun 6,27 persen sepanjang 2023.
Di antara emiten-emiten barang konsumer yang telah merilis laporan keuangan 2022, mayoritas memang membukukan penurunan laba bersih, meskipun pendapatan cenderung meningkat daripada 2021.
Koreksi laba terbesar dialami oleh PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) yang berbalik rugi secara year-on-year (YoY). KINO yang sempat mengantongi laba bersih sebesar Rp105,04 miliar pada 2021 harus mengalami kerugian Rp957,02 miliar sepanjang 2022.