Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. memperkirakan pembagian dividen 2022 akan lebih tinggi dibandingkan dengan 2021. Keputusan pembagian dividen masih menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN.
VP Investor Relation Telkom Edwin Sebayang mengatakan dalam memberikan dividen perseroan akan mengambil dari laba bersih operasional atau net operating income. Pada 2022, Telkom membukukan laba bersih operasional sebesar Rp25,8 triliun, naik 7,7 persen dibandingkan dengan 2021.
Dengan pertumbuhan tersebut, Edwin berharap dividen yang diberikan perusahaan dapat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
“Jadi dividen tadi lebih kepada ke kanan, ke level 80 persenan, itu juga subject approval dari kementerian. Jadi hopefully dividen akan lebih dari 2021,” kata Edwin di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Telkom mencatatkan pendapatan konsolidasian sebesar Rp147,31 triliun pada 2022 atau tumbuh 2,9 persen secara tahunan. EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp78,99 triliun atau tumbuh 4,3 persen secara tahunan.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan bahwa Telkom menutup kinerja 2022 dengan capaian positif baik dari aspek kinerja keuangan maupun operasional.
Baca Juga
“Pencapaian kinerja ini merupakan output dari fokus perusahaan dalam menjalankan strategi utama Five Bold Moves demi menciptakan nilai tambah serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Pada segmen mobile, Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan Rp89,04 triliun atau tumbuh 1,8 persen. Digital Business menjadi kontributor pertumbuhan kinerja dengan kontribusi sebesar 81,9 persen dari total pendapatan.
Segmen ini tumbuh positif 6,9 persen (YoY) mencapai Rp72,93 triliun dibanding 2021. Telkomsel melayani 156,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 18,7 persen menjadi 16.426.853 TB dan konsumsi payload menyentuh 11.962 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 16,1 persen (YoY).
Di sisi lain, sinyal dividen jumbo investor belum ditanggapi gegap gempita oleh para investor. Pasalnya pada perdagangan sesi I, Senin (10/4/2023) saham TLKM justru turun tipis 0,94 persen ke Rp4.210. Saham BUMN itu pun bahkan sempat mencapai posisi terendah di Rp4.210.