Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global diperkirakan bakal mengalami penurunan seiring dengan penguatan indeks dolar AS. Namun, harganya diperkirakan mampu bertahan di kisaran US$2.000 per troy ons.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (5/4/2023) pukul 20.00 WIB, harga emas Comex tercatat naik 3 poin atau 0,15 persen ke US$2.041,20 per troy ons. Sementara itu, harga emas Spot terpantau naik 2,67 poin atau 0,13 persen ke US$2.023 per troy ons.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyebutkan harga emas berpeluang bergerak turun malam ini (5/4/2023), di tengah outlook menguatnya dolar AS. Indeks dolar AS terpantau turun 0,07 persen ke 101,51 setelah sempat naik tipis ke 101,77.
Penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan yang cenderung hawkish tentang kebijakan suku bunga dari Presiden Fed Cleveland Loretta Mester.
"Selanjutnya pasar akan mencari katalis dari data ekonomi AS seperti ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Services PMI," jelasnya dalam riset, Rabu (5/4/2023).
Adapun, MIFX memperkirakan emas berpeluang dijual selama bergerak di bawah level resistance di US$2.030 per troy ons, karena berpotensi bergerak turun menguji support terdekat di US$2.016.
Baca Juga
Namun, jika harga emas bergerak naik hingga menembus ke atas level US$2.030, emas berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut menargetkan resistance selanjutnya di US$2.038.
Menyusul kenaikan harga emas, sejumlah saham emiten emas juga bertengger di zona hijau, di antaranya saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) terpantau naik 2,44 persen ke Rp2.100. Selanjutnya, saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) juga terpantau naik 2,15 persen ke Rp380.
Selain itu, saham PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) juga mengalami penguatan 2,25 persen ke Rp364. Disusul saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang turut menguat 0,59 persen atau 175 poin ke Rp29.800.