Bisnis.com, JAKARTA — PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mampu membukukan laba pertamanya berkat adanya kontribusi pendapatan dari lini usaha baru.
Direktur FREN Gisela Lesmana mengatakan lini usaha baru seperti enterprise solutions mulai memberikan kontribusi sehingga dapat mendongkrak pendapatan usaha. Di samping itu pendapatan konvensional seperti segmen data, non-data, dan interkoneksi juga turut mengalami pertumbuhan.
Dia mengatakan dari sisi EBITDA emiten telekomunikasi grup Sinar Mas tersebut tumbuh hingga 22 persen. Sementara margin EBITDA tercatat hampir mencapai 45 persen pada 2022. Margin EBITDA tersebut meningkat dari 39 persen pada 2021.
“Kita ada improvement dari EBITDA margin sehingga turun ke sana laba sebelum pajak kita sudah naik 2,5 kali. Kurang lebih kita mencatatkan sekitar Rp623 miliar laba usaha dari situ sudah positif banyak,” ujar Gisel dalam media visit di kantor Bisnis Indonesia, Senin (3/4/2023).
Selain itu, FREN juga mencatatkan keuntungan dari investasi dalam saham senilai Rp1,64 triliun. Keuntungan tersebut diperoleh melalui investasi pada PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) dan Dalligent Solutions Pte., Ltd.
Lebih lanjut, dia mengatakan investasi pada MORA disebut bersifat sinergitas sehingga tidak semata-mata hanya untuk investasi dan bersifat pasif. Investasi tersebut diharapkan dapat terbentuk sinergi sehingga terdapat efisiensi dari sisi jaringan.
Baca Juga
Mengenai target kinerja keuangan 2023, dia mengatakan fokus FRN adalah mengejar pendapatan yang lebih baik dan diatas rata-rata industri. Adapun FREN menargetkan pendapatan dapat tumbuh hingga dua digit.
“Kita mudah-mudahan bisa mencapai pertumbuhan dua digit itu target kita,” tuturnya.
Presiden Direktur FREN Merza Fachys mengatakan pendapatan yang menembus Rp11,2 triliun sudah diatas rata-rata industri. Selain itu, jumlah pelanggan atau subscribers FREN juga telah menembus 32 juta pada 2022.
“Ini prestasi yang menurut kita bener-bener kita tekuni sekian lama secara konsisten tumbuh dan pada 2022 itulah juga Smartfren mencatatkan profit pertama kali dalam sejarah 20 tahun,” ujar Merza.
Berdasarkan laporan keuangan, FREN membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,06 triliun setelah pada tahun sebelumnya tercatat kerugian sebesar Rp435,32 miliar.
Laba ini ditopang oleh pendapatan usaha sebesar Rp11,20 triliun sepanjang 2022. Angka ini meningkat 7,17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp10,45 triliun.
Pendapatan tersebut terdiri dari lini bisnis jasa telekomunikasi sebesar Rp9,94 triliun dan jasa interkoneksi sebesar Rp322,26 miliar. Sementara lini bisnis lain-lain tercatat sebesar Rp643,68 miliar.