Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Kalbe Farma (KLBF) Naik 6 Persen ke Rp3,38 Triliun pada 2022

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2022.
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2022. Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius memberikan pemaparan saat kunjungan virtual ke redaksi Bisnis Indonesia. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mencatatkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2022. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menorehkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2022. KLBF berhasil membukukan kenaikan penjualan dan laba bersih meskipun terdapat kenaikan beban bahan baku.

KLBF tercatat meraih laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,38 triliun sepanjang 2022. Angka itu merefleksikan pertumbuhan 6,23 persen year-on-year (YoY) dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp3,18 triliun.

Laba bersih yang dikantongi Kalbe Farma tidak lepas dari kontribusi kenaikan penjualan pada 2022 yang mencapai 10,17 persen secara tahunan. Total penjualan bersih pada 2022 mencapai Rp28,93 triliun, lebih tinggi daripada 2021 Rp26,26 triliun.

Pertumbuhan penjualan terlihat pada seluruh segmen dengan lini produk kesehatan mencetak kenaikan tertinggi. Segmen ini tumbuh 14,63 persen YoY dari Rp3,62 triliun pada 2021 menjadi Rp4,15 triliun pada 2022.

Sementara itu, segmen distribusi dan logistik sebagai kontributor terbesar menyumbang pendapatan sebesar Rp10,80 triliun pada 2022. Capaian itu meningkat 10,75 persen dibandingkan dengan Rp9,75 triliun pada 2021.

Seiring dengan kenaikan penjualan, Kalbe Farma turut melaporkan peningkatan beban pokok penjualan. Pos beban ini mencapai Rp17,22 triliun sepanjang 2022, naik 15,03 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp14,97 triliun. Kenaikan terutama disumbangkan oleh kenaikan bahan baku dan kemasan sebesar 19,03 persen YoY menjadi Rp6,30 triliun, dari Rp5,29 triliun pada tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius sebelumnya memperkirakan pertumbuhan produk kesehatan tetap positif pada 2023 karena posisinya sebagai kebutuhan dasar. Dengan estimasi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen tahun ini, dia mengatakan pasar kesehatan bisa naik 7 persen—8 persen tahun ini.

“Kami belum menetapkan target, tetapi selama ini kami selalu memasang target di atas pertumbuhan pasar,” kata Vidjongtius.

KLBF sendiri akan kembali mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) minimal sebesar Rp1 triliun pada 2023. KLBF tercatat menganggarkan besaran yang sama pada 2022. Di laporan keuangan per Desember 2022, kas neto yang dipakai untuk aktivita investasi mencapai Rp1,37 triliun atau naik 29,76 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp1,05 triliun.

“Capex 2023 sedang dihitung dan bulan depan akan kami jelaskan detailnya, kami perkirakan sekitar Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun. Sumber dana bisa internal atau kombinasi juga dengan eksternal dari fasilitas bank,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper