Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konsumer PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) berencana menjual sekitar 364 juta saham hasil pembelian kembali saham publik (buyback) atau saham treasuri kepada pemegang saham mayoritasnya, Hormel Foods International Corporation.
Dalam keterbukaan informasi, Garudafood melaporkan telah merealisasikan buyback sebanyak 3.102.000 saham dalam periode 24 Maret 2022 sampai 23 Juni 2022. Produsen Kacang Garuda itu juga telah melakukan buyback atas 361.384.800 saham dalam kurun 3 September 2020—2 Maret 2022 sehingga total saham hasil pembelian kembali mencapai 364.486.800 saham.
“Perseroan bermaksud untuk menjual/mengalihkan saham hasil pembelian kembali yang akan dilakukan dengan cara di luar Bursa Efek melalui pasar negosiasi berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (3) POJK 2/2013 dan Pasal 24 POJK 30/2017,” tulis manajemen Garudafood, Selasa (28/3/2023).
Hormel Foods International Corporation menjadi pihak yang akan membeli saham hasil buyback tersebut. Hormel Foods yang tercatat menggenggam 29,19 persen saham GOOD akan melaksanakan transaksi tersebut pada 12 April 2023.
Garudafood belum memerinci berapa harga pembelian untuk transaksi ini. Namun dengan mengacu pada Pasal 10 ayat (2) huruf b angka (1) POJK 2/2013 dan Pasal 18 huruf d angka (1) POJK 30/2017, harga pengalihan saham tidak akan lebih rendah daripada harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek sehari sebelum tanggal transaksi.
Berdasarkan Aturan yang sama, harga pengalihan juga bisa mengacu pada harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan saham.
Baca Juga
“Harga tergantung mana yang lebih tinggi [di antara dua kriteria tersebut].”
Perusahaan makanan asal Amerika Serikat itu resmi menjadi pemegang saham mayoritas Garudafood pada Desember 2022 ketika beberapa pemegang saham GOOD menjual sahamnya kepada Hormel Foods International Corporation (HFIC), anak usaha Hormel Foods Corporation.
Total saham yang diakuisisi HFIC mencapai 10.768.830.564 (10,76 miliar) lembar saham dan merupakan 29,18 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan. Saham dibeli di harga Rp580 per saham sehingga total transaksi mencapai Rp6,24 triliun.