Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Krisis SVB Hanya Sesaat, Bagaimana Nasib Saham Teknologi?

Gempuran sentimen negatif akibat Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat diperkirakan tidak akan berdampak lama pada pasar saham.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Gempuran sentimen negatif akibat penutupan Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat diperkirakan tidak akan berdampak lama pada pasar saham Indonesia. Meski demikian, saham-saham sektor teknologi diproyeksikan bakal menerima tekanan yang lebih besar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menutup perdagangan Selasa (14/3/2023) dengan koreksi sebesar 2,14 persen sehingga parkir di 6.641,81. IDX TECHNO hari ini ditutup anjlok 3,07 persen, meski menguat 0,25 persen secara year to date (YtD). Begitu pula sektor finansial sebesar 2,16 persen akibat tumbangnya saham-saham perbankan.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina memperkirakan pasar saham global dan Indonesia dapat pulih dengan cepat, sepanjang kejatuhan SVB dan Signature Bank tidak menular ke bank lainnya dan bisa dikendalikan oleh regulator Amerika Serikat.

“Namun kondisi ini membuat momentum kenaikan saham teknologi menjadi lebih terbatas. Kinerja sahamnya juga akan turut dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, seperti sejauh mana efisiensi yang diterapkan berdampak ke perolehan laba bersih,” kata Martha, Selasa (14/3/2023).

Kejatuhan SVB dan Signature Bank memperkuat asumsi pasar bahwa The Fed akan berbalik dovish dan menahan kenaikan suku bunga acuan. Dalam skenario ini, Martha mengatakan sektor teknologi bisa menerima katalis positif.

Terlepas dari prospek tersebut, Mirae Asset Sekuritas tetap merekomendasikan saham perbankan dalam pilihan utama. Krisis SVB diperkirakan berdampak minim ke bank-bank nasional. “Kami merekomendasikan saham BMRI dan BBCA dapat dipertimbangkan oleh para pelaku pasar,” tambahnya.

Senada, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menyarankan agar investor tetap wait and see pada saham-saham sektor teknologi. Namun dia merekomendasikan akumulasi saham BBRI dengan target harga Rp5.200 dan BBNI dengan target harga Rp9.500.

Dia menjelaskan bahwa kinerja sektor keuangan domestik dalam posisi yang baik dengan likuiditas tinggi dan rasio risiko yang rendah. Hal itu turut ditopang dengan pertumbuhan laba tahunan yang konsisten sehingga harga sahamnya cenderung ikut menguat.

“Di sisi lain saham teknologi menghadapi sentimen suku bunga. Namun dengan adanya upaya menuju profitabilitas yang lebih baik dan pemulihan ekonomi, maka bisa menopang penguatannya,” papar Cheril.

Dia berpendapat sentimen yang timbul dari krisis SVB ke saham teknologi bersifat sementara. Di sisi lain, para investor masih menantikan arah kebijakan suku bunga The Fed dalam pertemuan pekan depan.

Cheril menyebutkan pelemahan yang juga terjadi pada saham perbankan, terutama bank-bank digital, dipengaruhi oleh kekhawatiran pelaku pasar domestik atas kondisi di Amerika Serikat. Selama ini, saham perbankan konvensional terbukti telah menghasilkan laba dengan valuasi yang lebih murah daripada bank digital. Akibatnya, aksi jual yang terjadi di sektor keuangan lebih masif menimpa saham-saham bank digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper