Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Global Tembus Level Resistensi, Cek Prediksi Terbaru

Level teknis utama harga minyak ditembus untuk pertama kalinya dalam empat bulan dengan ekspektasi pasokan yang lesu dari AS.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global menembus batas rata-rata harga 100 hari lantaran seorang eksekutif minyak serpih di Houston memprediksi wilayah cekungan paling produktif Amerika akan segera mencapai puncaknya.

Harga West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April menguat 1,0 persen, menjadi menetap pada US$80,46 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak Brent untuk pengiriman Mei naik 0,4 persen, menjadi ditutup pada US$86,18 per barel di London ICE Futures Exchange pada akhir perdagangan Senin (6/3/2023) waktu setempat.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/3/2023), level teknis utama harga minyak ditembus untuk pertama kalinya dalam empat bulan dengan ekspektasi pasokan yang lesu dari AS.

Produksi minyak di Permian Basin akan mencapai puncaknya dalam lima hingga enam tahun. Hal tersebut diutarakan Kepala Eksekutif Pioneer Natural Resources Co. Scott Sheffield kepada Bloomberg TV pada Senin (6/3/2023) di acara CERAWeek oleh S&P Global.

Pedagang Energi Senior CIBC Private Wealth Rebecca Babin menilai minyak mentah menembus kisaran perdagangan baru-baru ini pada apa yang dimulai sebagai hari bearish setelah China merilis target pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5 persen.

Minyak tertekan oleh tujuan pertumbuhan ekonomi terbaru China yang lebih rendah dari proyeksi ekonom, menunjukkan bahwa dorongan konsumsi minyak mentah negara itu akan lebih kecil dari yang diharapkan.

Sementara itu, CEO Gunvor Group mencatat sejauh ini sebagai perusahaan trading komoditas, perusahaan tidak melihat adanya gangguan besar pada aliran Rusia untuk bulan mendatang.

Duel sentiment antara harapan atas pemulihan China dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve telah menjaga harga minyak dalam kisaran sempit dan mengalami gejolak volatilitas tahun ini. Komoditas sudah memiliki lebih banyak hari dengan ayunan lebih kecil dari US$2 pada 2023 daripada yang terjadi pada 2022.

Investor pada minggu ini juga akan mengamati data pekerjaan AS dan pidato dari Ketua Fed Jerome Powell untuk petunjuk tentang jalur suku bunga, dengan potensi biaya pinjaman yang lebih tinggi dan periode kebijakan moneter restriktif yang lebih lama menimbulkan hambatan untuk konsumsi bahan bakar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper