Bisnis.com, JAKARTA - Emiten anak usaha Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) menyampaikan akan menurunkan produksi emasnya hingga 50 persen pada tahun ini.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan proyeksi penjualan emas UNTR pada 2023 diproyeksi lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi tahun lalu.
"Hal ini disebabkan kapasitas tailing storage facility yang terbatas. Pada tahun ini kami sedang dalam proses menambah kapasitasnya," kata Sara kepada Bisnis, Senin (6/3/2023).
Riset JP Morgan juga menyebutkan tambang emas UNTR di Martabe, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara akan mengalami penurunan produksi hingga 50 persen di tahun 2023 karena fasilitas tailing storage cukup terbatas. Penambahan kapasitas fasilitas tailing storage tersebut diperkirakan akan selesai pada kuartal I/2024.
Sebagai informasi sepanjang 2022 unit usaha UNTR di bidang pertambangan emas dijalankan PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Sampai Desember 2022, total penjualan dari tambang emas Martabe mencapai 286.000 ons, turun sebesar 13 persen dari tahun 2021 sebesar 330.000 ons, karena adanya penurunan kadar emas yang ditambang. Pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas sampai dengan bulan Desember 2022 turun sebesar 8 persen menjadi Rp7,7 triliun.
Sementara itu, di Januari 2023 penjualan emas dari Agincourt Resources turun menjadi 19.000 ons, lebih rendah dari tahun lalu sebanyak 25.000 ons. Adapun sepanjang tahun 2023 berjalan, penjualan emas Agincourt mencapai 18.999 GEOs, lebih rendah dari tahun lalu 24.922 GEOs.
Adapun JP Morgan menyesuaikan turun (adjust down) pendapatan UNTR pada 2023 sebesar 15 persen karena harga batu bara yang lebih rendah, produksi emas yang lebih rendah dengan panduan 125.000 oz, tetapi diimbangi dengan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) yang lebih tinggi.
"Kami merevisi target kami menjadi Rp32.500 per saham untuk UNTR," tulis JP Morgan.