Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Maret 2023 di zona hijau dengan menguat 0,33 persen ke level 6.866,46, Rabu (1/3/2023).
IHSG sempat bergerak ke posisi tertinggi 6.876,38 sesaat setelah pembukaan dan menyentuh posisi terendah di 6.859,84. Sebanyak 178 saham menghijau, 111 saham melemah, dan 286 saham di posisi yang sama dengan penutupan perdagangan kemarin. Kapitalisasi pasar mencapai Rp9.568 triliun.
Mayoritas indeks sektoral mengawali pembukaan di zona hijau dengan kenaikan tertinggi pada sektor finansial yang menguat 0,57 persen. Kemudian sektor teknologi menguat 0,30 persen dan infrastruktur naik 0,15 persen.
Sementara itu, mayoritas saham-saham penghuni top 10 big cap terpantau mengawali perdagangan di zona hijau. TLKM memimpin kenaikan dengan penguatan 2,06 persen sehingga berada di 3.960. Kemudian BBRI menguat 1,50 persen, BMRI naik 1,0 persen, dan BBNI menguat 0,57 persen.
Beberapa saham big cap yang melemah adalah UNVR sebesar 0,72 persen dan BBCA turun 0,29 persen.
Saham CSIS terpantau kembali menguat pada awal perdagangan dan menjadi salah satu top gainers dengan kenaikan 14,52 persen. ARTO dan KKES juga mengisi deretan top gainers pada pembukaan dengan apresiasi harga saham sebesar 9,56 persen dan 5,71 persen.
Baca Juga
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan secara teknikal Stochastic RSI melewati pivot di 50 persen dan MACD membentuk golden cross yang mengindikasikan potensi uji pivot 6.870 hari ini.
“Berlanjutnya rilis laporan keuangan FY2022 dan rencana pembagian dividen untuk tahun buku 2022 diperkirakan masih akan menjadi driver utama IHSG. Pasalnya, sentimen dari data ekonomi diperkirakan mixed,” tulis Phintraco.
Indeks manufaktur China diperkirakan bertahan di atas batas ekspansif (50) pada Februari 2023. Sementara itu dari dalam negeri, inflasi diperkirakan naik ke 5,44 persen yoy pada Februari 2023 dari 5,28 persen yoy pada Januari 2023.
Selain itu, mayoritas indeks di Eropa mengalami koreksi pada Selasa (28/2/2023) sejalan dengan Wall Street. Koreksi tersebut dipicu oleh rencana European Central Bank (ECB) untuk kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Maret 2023.