Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Cs Ngegas saat Bursa AS Nyungsep, Kok Beda Nasib?

Bitcoin (BTC) menguat 9,37 persen selama sepekan, sedangkan Indeks Dow Jones melemah 2,82 persen atau 959,68 poin dalam sepekan terakhir.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar kripto masih bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan bursa saham Amerika Serikat dalam merespons pernyataan pernyataan dua pejabat bank sentral AS mengenai suku bunga.

Mengutip data coinmarketcap.com, Rabu (22/2/2023), Bitcoin (BTC) menguat 9,37 persen selama sepekan, sementara dalam 24 jam terakhir BTC melemah 3,03 persen ke harga US$24.188. Sementara itu, altcoin terbesar, Ethereum(ETH) menguat 6,,35 persen dalam sepekan ke harga US$1.647,06.

Sejumlah koin baru lain turut menguat cukup tajam dalam sepekan terakhir seperti Conflux (CFX), Stacks (STX), Ankr (ANKR) dan Filecoin (FIL) yang masing-masing menguat 460,86 persen, 115,23 persen, 72,05 persen, dan 70,21 persen.

Sementara itu, Indeks Dow Jones melemah 2,82 persen atau 959,68 poin dalam sepekan terakhir ke level 33.129,59 pada penutupan perdagangan Selasa (21/2/2023). Sedangkan indeks S&P 500 turut melemah 3,38 persen atau 139,95 ke level 3.997,34 dalam sepekan terakhir. 

Bursa AS dan pasar kripto cenderung memberikan respons berbeda terhadap dua anggota non-voting Federal Open Market Committee (FOMC) Bullard dan Mester yang menyarankan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama guna melawan inflasi. 

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengungkapkan kenaikan harga aset kripto khususnya BTC setelah beberapa data makro ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan inflasi. 

"Data tersebut meliputi Indeks Harga Produksi [Producer Price Index/PPI] dan Indeks Harga Konsumen [Consumer Price Index/CPI] yang memenuhi harapan, serta data pengangguran yang menunjukkan kebijakan ketat dari The Federal Reserve [Fed],” jelasnya dalam keterangan, Rabu (22/2/2023).

Indeks Harga Produksi (Producer Price Index/PPI) di bulan Januari menunjukkan adanya kenaikan sebesar 0,7 persen m/m, melebihi perkiraan konsensus sebesar 0,4 persen. Meskipun tingkat inflasi PPI untuk jasa berada pada 5,0 persen, lebih rendah dari tingkat inflasi barang yang mencapai 7,5 persen, tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) dan PPI keduanya terus melambat pada Januari. 

Selain itu, ukuran harga PPI saat ini telah naik sebesar 6,0 persen year on year (YoY), meskipun demikian angka tersebut tetap jauh lebih rendah dari puncaknya di Maret 2022 dan merupakan yang terendah sejak awal 2021.

Dari sisi angka pengangguran, menurut Departemen Tenaga Kerja AS, klaim pengangguran awal naik 13.000 menjadi 196.000. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata di tahun 2019 yang mencatat sekitar 220.000 klaim per minggu ketika pasar tenaga kerja berada dalam kondisi serupa.

“Faktor pendukung lainnya yang dapat memengaruhi harga kripto yaitu harga dolar AS yang menguat dan mengindikasikan bahwa, lebih banyak orang ingin memegang fiat seperti dolar. Apalagi dolar saat ini juga merupakan trading pair utama pada perdagangan cryptocurrency. Tentu kita semua berharap ekonomi global terus menguat yang pastinya dapat memberikan dampak positif bagi perdagangan aset kripto ke depan,” jelas Timo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper