Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dharma Satya (DSNG) Bidik Produksi CPO Naik 10 Persen pada 2023

PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) memprediksi volume produksi CPO pada 2023 naik 10 persen seiring dengan peningkatan harga.
PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) memprediksi volume produksi CPO pada 2023 naik 10 persen seiring dengan peningkatan harga. / The Edge Markets
PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) memprediksi volume produksi CPO pada 2023 naik 10 persen seiring dengan peningkatan harga. / The Edge Markets

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan terafiliasi konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) memperkirakan produksi minyak sawit mentah atau CPO naik 10 persen pada 2023 dibandingkan dengan 2022.

Volume produksi CPO DSNG pada 2022 tercatat menembus 639.480 ton atau naik 17,5 persen dibandingkan dengan 2021 yang berjumlah 544.280 ton. Kenaikan produksi ini diikuti dengan tumbuhnya penjualan sebesar 17,4 persen year on year (YoY) dari 544.815 ton pada 2021 menjadi 639.518 ton sepanjang 2022.

“Target produksi CPO pada 2023 naik 10 persen dibandingkan dengan 2022,” tulis manajemen DSNG dalam jawaban tertulis kepada Bisnis, Rabu (22/2/2023).

Kenaikan volume penjualan pada 2022 diikuti dengan kenaikan harga jual sebesar 21,2 persen menjadi Rp11,18 juta per ton dari Rp9,22 juta ton per ton akibat berkurangnya persediaan minyak nabati global. Di tengah tren harga saat ini, manajemen mengatakan belum berencana untuk menambah luas area perkebunan melalui penanaman area baru maupun akuisisi.

“Kami belum ada rencana akuisisi, tetapi kami selalu melihat peluang,” lanjut manajemen.

Sampai akhir 2022, Dharma Satya memiliki total area tertanam seluas 112.900 hektare (ha). Luas area perkebunan produktif yang mencakup kebun plasma dan inti mencapai 104.400 ha dengan usia rata-rata 12,8 tahun.

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo sebelumnya menyampaikan optimismenya bahwa kinerja finansial 2022 dapat tumbuh karena kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata

“Kami optimistis kinerja finansial pada 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2021, mengingat segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari total pendapatan DSNG,” kata Andrianto.

Adapun kontribusi kebun inti milik DSNG mencapai 1,75 juta ton atau naik 12,1 persen YoY, sementara kenaikan kebun plasma mencapai 21,1 persen dari 376.159 ton menjadi 455.442 ton.

“Sepanjang 2022, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal keempat. Kami optimistis produksi 2023 juga akan lebih baik dibandingkan dengan 2022,” tambah Andrianto.

Meski demikian, Andrianto mengatakan DSNG tetap mengantisipasi kemungkinan dampak curah hujan yang tinggi pada 2023 yang dapat berpengaruh pada tingkat ekstraksi maupun level Free Fatty Acid (FFA).

Sepanjang 2022, tingkat ekstraksi atau OER kebun DSNG berada di 22,76 persen atau turun dari 2021 sebesar 23,04 persen. Tingkat FFA berada atas 3 persen akibat tingginya curah hujan yang menghambat proses transportasi TBS dan CPO.

DSNG mencatat laba bersih sebesar Rp893,11 miliar per September 2022. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 114,75 persen dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp415,88 miliar.

Kenaikan laba tersebut dipicu oleh kenaikan harga rata-rata serta volume penjualan CPO dibandingkan kuartal ketiga tahun 2021. Selain itu, kinerja segmen usaha produk kayu yang baik selama sembilan bulan tahun 2022 juga mendongkrak pertumbuhan laba Perseroan di sepanjang tahun 2022 ini.

Pada sembilan bulan pertama 2022, DSNG membukukan penjualan sebesar Rp6,58 triliun, atau naik 30,29 persen dibandingkan catatan kuartal III/2021 sebesar Rp5,05 triliun. Segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar Rp5,4 triliun atau 82 persen dari total penjualan konsolidasian.

Nilai penjualan kelapa sawit pada kuartal III/2022 tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 28 persen menjadi Rp11 juta per ton dan pertumbuhan positif volume penjualan CPO sebesar 3 persen, setelah dalam periode enam bulan pertama turun sebesar 24 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper