Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan milik TP Rachmat PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) melaporkan kenaikan volume penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sepanjang 2022. DSNG menilai kinerja finansial 2022 tumbuh karena harga jual dan volume yang meningkat.
DSNG mencatat kenaikan volume penjualan CPO sebesar 17,4 persen year-on-year (YoY) dari 544.815 ton pada 2021 menjadi 639.518 ton sepanjang 2022. Kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan harga jual sebesar 21,2 persen menjadi Rp11,18 juta per ton dari Rp9,22 juta ton per ton akibat berkurangnya persediaan minyak nabati global.
DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan minyak kernel sawit (palm kernel oil/PKO) sebesar 25,5 persen menjadi 38.907 ton sepanjang 2022 dibandingkan dengan 31.005 ton pada 2021.
Kenaikan volume penjualan PKO juga diikuti dengan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 6,3 persen YoY menjadi Rp17,48 juta ton per ton daripada Rp16,45 juta ton tahun lalu.
“Dengan kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata, baik CPO maupun PKO tersebut, kami optimistis kinerja finansial pada 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2021, mengingat segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari total pendapatan DSNG,” kata Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo dalam siaran pers, Senin (30/1/2023).
Kenaikan penjualan tidak lepas dari kenaikan produksi CPO DSNG. Volume produksi pada 2022 menembus 639.480 ton atau naik 17,5 persen dibandingkan dengan 2021 yang berjumlah 544.280 ton.
Baca Juga
Kenaikan produksi ini mencerminkan isasi produksi yang terlihat sejak semester II/2022. Produksi CPO tercatat sempat mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut karena fenomena El Nino.
Sejalan dengan kenaikan produksi minyak sawit mentah, produksi tanda buah segar (TBS) juga tumbuh 13,8 persen year-on-year (YoY), dari 1,94 juta ton menjadi 2,21 juta ton pada 2022.
Kontribusi kebun inti milik DSNG mencapai 1,75 juta ton atau naik 12,1 persen YoY, sementara kenaikan kebun plasma mencapai 21,1 persen dari 376.159 ton menjadi 455.442 ton.
"Sepanjang 2022, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal IV-2022. Kami optimistis produksi 2023 juga akan lebih baik dibandingkan dengan 2022,” kata Andrianto.
Meski demikian, Andrianto mengatakan DSNG tetap mengantisipasi kemungkinan dampak curah hujan yang tinggi pada 2023 yang dapat berpengaruh pada tingkat ekstraksi maupun level Free Fatty Acid (FFA).
Sepanjang 2022, tingkat ekstraksi atau OER kebun DSNG berada di 22,76 persen atau turun dari 2021 sebesar 23,04 persen. Tingkat FFA berada atas 3 persen akibat tingginya curah hujan yang menghambat proses transportasi TBS dan CPO.
DSNG mencatat laba bersih sebesar Rp893,11 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 114,75 persen dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp415,88 miliar.
Kenaikan laba tersebut dipicu oleh kenaikan harga rata-rata serta volume penjualan CPO dibandingkan kuartal ketiga tahun 2021. Selain itu, kinerja segmen usaha produk kayu yang baik selama sembilan bulan tahun 2022 juga mendongkrak pertumbuhan laba Perseroan di sepanjang tahun 2022 ini.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, DSNG membukukan penjualan sebesar Rp6,58 triliun, atau naik 30,29 persen dibandingkan catatan kuartal III/2021 sebesar Rp5,05 triliun. Segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar Rp5,4 triliun atau 82 persen dari total penjualan konsolidasian.
Nilai penjualan kelapa sawit pada kuartal III/2022 tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 28 persen menjadi Rp11 juta per ton dan pertumbuhan positif volume penjualan CPO sebesar 3 persen, setelah dalam periode enam bulan pertama turun sebesar 24 persen.