Bisnis.com, JAKARTA – Terjadi penurunan harga aset kripto sepanjang pekan lalu yang diakibatkan oleh berita tentang Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat (AS) yang menutup layanan staking Kraken, crypto exchange yang berbasis di AS.
Berdasarkan data coinmarketcap.com, Rabu (15/2/2023), pukul 11.50 WIB, harga Bitcoin (BTC) melemah 4,85 persen selama sepekan terakhir dan menguat 1,78 persen dalam 24 jam terakhir ke harga US$22.122 per koin. Sementara itu, Ethereum (ETH) melemah 7,68 persen selama 7 hari terakhir dan menguat 3,26 persen selama 24 jam terakhir ke harga US$1.1550,15 per koin.
Sepekan terakhir, koin BNB juga melemah 10,53 persen, sementara The Sandbox (SAND), The Graph (GRT), dan Optimism (OP) melemah masing-masing 21,64 persen, 18,24 persen, dan 22,33 persen.
Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengungkapkan selain berita dari SEC yang menyebabkan menurunya harga aset kripto, The Federal Reserve (Fed) melalui Jerome Powell menjelaskan mengenai proses disinflasi. Powell tidak menyebutkan kapan kenaikan suku bunga akan dihentikan, Tetapi indikasinya mungkin diperlukan waktu hingga 2024 agar inflasi mencapai tingkat yang dianggap memuaskan oleh The Fed.
Target inflasi bank sentral adalah 2 persen, tetapi berdasarkan beberapa indikator, saat ini tingkat inflasi secara signifikan lebih tinggi dari angka tersebut. Dari berita mengenai SEC dan The Fed tentu memberikan pengaruh terhadap harga kripto.
“Selama sepekan terakhir bisa dibilang harga aset crypto relatif stabil. Tapi adanya berita SEC menjelang akhir Minggu lalu mempengaruhi harga aset kripto Bitcoin [BTC] yang turun 5 persen dan Ethereum [ETH] juga ikut mengalami penurunan hingga 6 persen, begitu pula dengan token lainnya,” paparnya dalam keterbukaan, Rabu (15/2/2023).
Gaktor lain turunnya harga BTC dan ETH adalah berita mengenai Paxos Trust Company, perusahaan penerbit stablecoin yang berbasis di New York yang bertanggung jawab atas Binance USD (BUSD) dan Paxos Dollar (USDP). Saat ini Paxos sedang diselidiki oleh Departemen Jasa Keuangan New York (NYDFS).
“Di balik penurunan harga BTC, ETH dan aset crypto lainnya dan peristiwa yang terjadi pekan lalu. Justru baru-baru ini, aktivitas di jaringan Bitcoin telah mencapai puncaknya sejak Mei 2021. Jumlah transaksi harian di jaringan ini telah melonjak menjadi 345.000, tertinggi sejak April 2021, yang mengakibatkan peningkatan aktivitas jaringan secara keseluruhan," tuturnya.
Bahkan harga non-fungible token (NFT) Bitcoin Punks pada Rabu pekan lalu (8/2/2023), satu NFT Ordinal Bitcoin Punks, Punk 94, terjual seharga 9.5 BTC, atau sekitar US$214.000. Menurutnya, industri kripto terus berakselerasi di tengah kondisi apa pun, sebagai investor tidak ada salahnya untuk terus mengasah pengetahuan dan mengikuti perkembangan market ke depan.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi juga mengamini pelemahan kripto sebagai dampak dari dua tekanan, The Fed dan SEC. Kendati demikian, bitcoin dan sejumlah aset kripto terpantau cenderung mengalami penguatan pada perdagangan tadi malam.
"Kekhawatiran akan lebih banyak tindakan regulasi meluas ke pasar kripto yang lebih luas, dengan Bitcoin turun 0,4 persen pada hari Selasa dan diperdagangkan di sekitar posisi terendah tiga minggu. Ethereum turun 1,1 persen dan juga berada pada level yang terakhir terlihat pada awal Januari," katanya.
Ibrahim memperkirakan perdagangan hari ini, Bitcoin berfluktuasi dan cenderung melemah pada kisaran US$20.940--US$22.585 per koin.