Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale (INCO) Berencana Bangun Pabrik Baja Usai Pabrik Nikel Rampung

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) berencana memperluas kerja sama dengan Taiyuan Iron &Steel Co. Ltd (Tisco) untuk membangun pabrik baja.
Truk listrik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang dikemudikan perempuan.
Truk listrik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang dikemudikan perempuan.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) berencana memperluas kerja sama dengan Taiyuan Iron &Steel Co. Ltd (Tisco) untuk membangun pabrik baja, setelah merampungkan proyek pabrik nikel RKEF di Morowali.

Vale bersama Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan smelter nikel di Sambalagi. Morowali Sulawesi Tengah.

CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan smelter Sambalagi akan memproduksi 73.000 ton nikel per tahun dan akan mendukung industri baja nirkarat dengan kerja sama Tisco yang punya pasar lebih besar.

“Kita sepakat akan kita kaji pembangunan pabrik bajanya setelah smelter RKEF nikel ini jadi, semoga selanjutnya bisa lebih lagi dalam hilirisasinya,” katanya dikutip Selasa (14/2/2023).

Proyek dengan total biaya Rp37,5 trilun tersebut akan mencakup penambangan di Blok Bahodopi dan pengoperasian pabrik di Sambalagi dengan teknologi RKEF.

“Vale, Tsinghai dan Tisco akan mengalokasikan total biaya Rp37,5 triliun, PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan, sementara pembangunan proyek RKEF-nya akan dilakukan Vale, Tsinghai dan Tisco melalui PT BNSI,” jelasnya.

Smelter di Sambalagi akan mengaplikasikan teknologi kelas dunia yang dimiliki oleh Tsinghai dan smelter ini akan memanfaatkan energi listrik dan gas alam yang emisi karbonnya hanya setengah dari batu bara dan akan memiliki kapasitas sampai 500MW.

“Pabrik ini akan menduduki peringkat kedua dengan intensitas karbon terendah di Indonesia setelah pabrik di Sorowako yang saat ini 100 persen menggunakan PLTA. Dengan tenaga ramah lingkungan ini kita bisa mengurangi emisi karbon sampai 2 juta ton per tahun. Semoga PT Vale bisamewujudkan mimpi kami untuk mengurangi emisi karbon sampai 33 persen pada 2030 dan mencapai net zero pada 2050,” imbuh Febri.

Dengan adanya smelter nikel tersebut, Vale juga akan menyerap banyak tenaga kerja, 12.000-15.000 pada puncaknya untuk konstruksi dan 3.000 pada masa operasi.

“Kami berkomitmen memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal dan meningkatkan program peningkatan kompetensi melalui pelatihan angkatan kerja,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper