Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Unilever (UNVR) Turun 6,8 Persen, Ini Biang Keroknya

PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan laba bersih sebesar Rp5,36 triliun sepanjang 2022
Seorang karyawan Hypermart di Karawaci, Banten menata deterjen laundry Rinso milik Unilever./Bloomberg-Dimas Ardian
Seorang karyawan Hypermart di Karawaci, Banten menata deterjen laundry Rinso milik Unilever./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan laba bersih sebesar Rp5,36 triliun sepanjang 2022. Laba tersebut turun 6,83 persen dibandingkan dengan capaian 2021 sebesar Rp5,75 triliun.

Penurunan laba bersih ini terjadi meskipun UNVR mampu membukukan pertumbuhan penjualan moderat sebesar 4,2 persen dari Rp39,54 triliun pada 2021 menjadi Rp41,21 triliun sepanjang 2022.

Penjualan di kuartal IV/2022 tercatat mencapai Rp9,67 triliun, terendah di antara kuartal-kuartal lainnya di tahun lalu. Meski demikian, angka tersebut lebih tinggi daripada penjualan kuartal IV/2021 yang kala itu berjumlah Rp9,52 triliun.

Segmen produk rumah tangga dan perawatan tubuh masih menjadi kontributor terbesar bagi pemasukan Unilever. Produk-produk di segmen ini menyumbang Rp27,25 triliun bagi pendapatan UNVR dan naik daripada 2021 sebesar Rp26,37 triliun.

Kenaikan penjualan juga diperlihatkan segmen makanan dan minuman yang berkontribusi sebesar Rp13,96 triliun atau tumbuh 6,02 persen dibandingkan dengan 2021 yang berjumlah Rp13,16 triliun.

Mengacu pada laporan keuangan UNVR 2022 yang belum diaudit, pertumbuhan penjualan juga diikuti dengan kenaikan sejumlah pos beban. Biaya produksi Unilever Indonesia meningkat 9,28 persen secara tahunan dari Rp17,93 triliun menjadi Rp19,59 triliun.

Beban pemasaran dan penjualan turut membengkak 7,45 persen year on year (YoY) menjadi Rp8,45 triliun. Namun kenaikan itu mayoritas disebabkan oleh melesatnya beban iklan dan riset yang mencapai 39,33 persen yoy menjadi Rp3,04 triliun.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti turut mengakui bahwa UNVR memutuskan untuk menaikkan belanja iklan pada 2022. Investasi belanja iklan pada 2022 meningkat lebih dari 30 persen jika dibandingkan dengan 2021 yang berada di angka Rp2,18 triliun dan Rp1,73 triliun untuk promosi.

“Upaya ini terbukti mampu meningkatkan daya saing brand-brand Unilever pada 2022. Sebagaimana tecermin dari total pangsa pasar yang lebih besar dibandingkankan dengan 2021 baik secara nilai maupun volume,” kata Ira.

Ketika ditemui wartawan pada awal Februari 2023, Ira juga sempat memberi bocoran soal kinerja sepanjang 2022. Dengan kenaikan beban akibat harga komoditas yang tinggi dan kebijakan penyesuaian harga jual yang dibatasi, Ira mengatakan kinerja penjualan telah sesuai ekspektasi UNVR.

“Kinerja penjualan di 2022 sesuai dengan ekspektasi kami. Namun dengan harga komoditas yang tinggi dan kebijakan pricing kami yang tidak ingin terlalu tinggi, tentunya akan berpengaruh ke laba,” kata Ira saat itu.

Kinerja Unilever Indonesia sejalan dengan induknya Unilever Plc. Penjualan Unilever secara global tumbuh 9 persen pada 2022, tetapi laba usaha hanya naik 0,5 persen menjadi 9,7 miliar euro dan merupakan yang terendah dalam tujuh tahun.

Dalam paparannya pada Kamis pagi waktu Inggris, CEO Unilever Alan Jope mengemukakan bahwa harga jual produk telah naik 11,3 persen sepanjang 2022. Sementara itu volume penjualan terkoreksi 2,1 persen.

Dia memperkirakan konsumen mungkin akan mengurangi konsumsi produk Unilever karena tren kenaikan harga jual akibat inflasi belum mencapai puncak. Tahun ini, Unilever mengestimasi penjualan hanya tumbuh 3—5 persen.

“Saat ini kita sudah melewati fase puncak inflasi, tetapi belum sampai pada puncak [kenaikan] harga,” kata Alan dikutip Bloomberg.

Unilever mengestimasi inflasi bahan baku akan mencapai 1,5 miliar euro pada semester I/2023 dan mulai melambat di paruh kedua tahun ini. Inflasi produksi dan biaya logistik diperkirakan berkisar 500 juta euro dan margin kotor akan melanjutkan penurunan di paruh pertama 2023.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper