Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi dengan plafon mencapai Rp7,2 triliun dari sejumlah bank. Mayoritas dana pinjaman akan dipakai untuk membayar utang anak usaha PT Smart Telecom (Smartel).
Sekretaris Perusahaan Smartfren Telecom James Wewengkang menjelaskan bahwa perjanjian fasilitas kredit sindikasi ini ditandatangani pada 1 Februari 2023. Beberapa lembaga keuangan yang memberi pinjaman mencakup PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Bank Mega Tbk. (MEGA), PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), PT Bank Mayapada International Tbk. (MAYA), PT Bank Permata Tbk. (BNLI), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT Bank Ina Perdana, dan PT Bank Pembangunan Daerah Papua.
James menjelaskan nilai fasilitas pinjaman maksimum Rp7,2 triliun akan terbagi dalam akan dibagi dalam tiga tahapan. Tahap pertama sebesar Rp5,2 triliun akan digunakan untuk pembiayaan kembali atau refinancing pinjaman Smartel kepada China Development Bank Shenzhen Branch.
“Kemudian tahap kedua sebesar Rp1,5 triliun dan tahap ketiga Rp500 miliar untuk belanja barang modal FREN dan/atau Smartel,” lanjut James dalam keterangan, Kamis (2/2/2023).
Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu tujuh tahun dengan tingkat bunga 3 month JIBOR ditambah dengan margin tertentu. James mengatakan transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa pembiayaan kembali pinjaman Smartel yang sebelumnya merupakan pinjaman dalam mata uang asing menjadi pinjaman dalam mata uang rupiah akan mengurangi risiko beban selisih kurs mata uang.
Baca Juga
Selain itu, Smartfren dan Smartel akan mendapatkan tambahan dana untuk belanja modal dalam rangka pengembangan jaringan dan peningkatan layanan yang diharapkan akan mendukung perkembangan usaha.
FREN sebelumnya menyampaikan akan menganggarkan belanja modal sebesar US$200 juta atau setara Rp2,98 triliun (kurs Jisdor Rp14.930 per dolar AS) pada 2023.
Direktur FREN Gisela Lesmana mengatakan pada 2023 ini FREN menganggarkan belanja modal paling tidak sekitar US$200 juta, yang akan digunakan untuk optimalisasi dan pembangunan jaringan.
“Penggunaan belanja modal akan kami arahkan untuk optimalisasi dan pembangunan jaringan, serta infrastruktur pendukungnya. Anggaran belanja modal ini akan dibiayai dari kas internal dan berbagai sumber lainnya,” kata Gisela kepada Bisnis, Selasa (24/1/2023).
Berbicara mengenai lini bisnis FREN, Gisela mengatakan fokus FREN adalah layanan data internet. FREN menjadi satu-satunya penyedia jasa yang menawarkan 100 persen sinyal 4G di indonesia. Selain itu, lanjutnya, Smartfren juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan pemberdayaan UMKM.
Sebagai informasi, FREN mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp8,28 triliun hingga kuartal III/2022. Pendapatan usaha ini meningkat 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,64 triliun.
Laba bersih FREN juga tercatat ikut naik menjadi Rp1,64 triliun, berbalik dari rugi bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp441,7 miliar. Bahkan, laba bersih ini jauh melampaui capaian semester I/2022 yang sebesar Rp54,6 miliar atau melesat 2.908 persen secara kuartal ke kuartal (quarter-on-quarter).