Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin mengalami penurunan beruntun pertama kalinya sejak 2023 menyusul prospek pendapatan perusahaan teknologi Microsoft Corp. yang menekan sentimen investor.
Berdasarkan data Coingecko pada Rabu (25/1/2023) pukul 13.05 WIB, harga Bitcoin melemah 2 persen dalam 24 jam terakhir ke level US$22.683,87. Selain itu, Ethereum, Cardano hingga Avalanche, juga masuk zona merah.
Aset digital adalah salah satu dari sekian banyak instrumen investasi yang menguat pada awal tahun 2023 karena adanya spekulasi bahwa bank sentral akan memperlambat atau bahkan menghentikan kenaikan suku bunga acuan dalam beberapa bulan ke depan.
Analis pasar di IG Australia Pty Tony Sycamore mengungkapkan kekecewaan atas perkiraan Microsoft merembet ke mata uang digital kripto. Hal ini karena aset kripto memiliki keterkaitan yang cukup kuat dengan saham-saham teknologi.
"Aset-aset berisiko ini hampir seperti mencoba menahan pelemahan sepanjang tahun 2023. Pasar sekarang berpikir ulang tentang seberapa mereka mampu untuk mendorong aset naik." Katanya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (25/1/2023).
Kepala eksekutif platform perdagangan sosial Alpha Impact Hayden Hughes menilai aksi short covering yang kemungkinan mendorong Bitcoin melonjak 36 persen bulan ini kemungkinan akan mereda.
"Harga mulai berbalik arah karena hedge fund memasuki kembali posisi short setelah libur akhir pekan," ungkapnya.
Pendiri Fairlead Strategies LLC Katie Stockton melihat level resisten besar Bitcoin di sekitar US$25.000, level tertinggi sejak bulan Agustus 2022.
Bitcoin dan indeks 100 token teratas di Coingecko merosot lebih dari 60 persen tahun lalu akibat lonjakan suku bunga acuan dan serangkaian kasus terkait aset kripto.