Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Balik Arah Merah, Saham Alfamidi (MIDI) Ambrol ARB

Sebanyak 227 saham menguat, 293 saham melemah, dan 177 saham stagnan pada akhir sesi pertama IHSG hari ini .
Gerai Alfamidi./JIBI-Nurul Hidayat
Gerai Alfamidi./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah dengan melemah 0,27 persen atau 17,71 poin ke 6.612,22 pada akhir perdagangan sesi pertama.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (13/1/2023), sebanyak 227 saham menguat, 293 saham melemah, dan 177 saham stagnan. Sepanjang sesi I, IHSG bergerak di kisaran 6.600,59-6.658,47.

Saham PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) anjlok 6,79 persen menyentuh auto reject bawah (ARB) ke level Rp3.430 setelah kemarin mengumumkan rencana stock split dan rights issue. Sementara itu, saham emiten milik Tumiyana, PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) dan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP) juga masuk top losers, masing-masing turun 6,25 persen dan 4,41 persen.

Saat IHSG melemah, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) justru menguat 7,22 persen dan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) naik 4,72 persen. Adapun, saham emiten pendatang baru PT Hatten Bali Tbk. (WINE) masih berkibar dengan penguatan 8,90 persen.

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memaparkan berdasarkan analisa teknikal, IHSG hair ini berpotensi menguat pada rentang 6.590–6.690. Salah satu sentimen yang mempengaruhi IHSG adalah data inflasi Amerika Serikat.

Inflasi Amerika secara bulanan (month-to-month) mengalami penurunan dari sebelumnya 0,1 persen menjadi -0,1 persen, dan yang terpenting adalah inflasi secara tahunan (year-on-year) yang mengalami penurunan dari sebelumnya 7,1 persen menjadi 6, persen.

"Sejauh ini kalau diperhatikan, penurunan inflasi memang tidak serta merta akan membuat The Fed berhenti dalam menaikkan tingkat suku bunga,” jelas Nico dalam riset harian, Jumat (13/1/2023).

Tingkat suku bunga The Fed, lanjutnya, akan kembali mengalami kenaikkan, meskipun dengan data inflasi terbaru, ada kemungkinan ruang kenaikkan akan berkisar 25 bps-50 bps.

Adapun inflasi inti AS juga mengalami penurunan dari sebelumnya 6 persen menjadi 5,7 persen. Menurut Nico, hal ini merupakan sesuatu yang positif bagi pelaku pasar dan investor.

Sebelumnya Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa kenaikkan tingkat suku bunga 25 bps, mungkin akan sesuai untuk masa depan. Sementara itu, Presiden St. Louis, James Bullard mengatakan bahwa dirinya tetap mendukung kenaikkan tingkat suku bunga bahkan hingga di atas 5 persen.

“Kami melihat, sejauh ini inflasi mulai mengalami penurunan, namun ketenagakerjaan masih dalam posisi yang stabil. Yang kami khawatirkan adalah masih dari sisi pertumbuhan upah saat ini, walaupun kemarin mengalami penurunan pada bulan December lalu,” jelas Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper