Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Magnet Saham GOTO Mulai Berpendar kala Investor Asing Lepas Big Caps

Magnet saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mulai berpendar menarik investor asing yang mulai keluar dari saham big caps.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam acara paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Selasa (15/3/2022).
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo dalam acara paparan publik IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA -- Magnet saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mulai berpendar menarik investor asing yang mulai keluar dari saham big caps.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan lalu dengan penguatan 0,46 persen usai ambrol 2,34 persel pada perdagangan hari sebelumnya (5/1/2023). Rebound pada Jumat (6/1/2023) pekan lalu masih diwarnai aksi jual oleh investor asing mencapai Rp504,7 miliar. Dalam sepekan terakhir, asing tercatat melepas saham senilai Rp1,69 triliun. Apabila ditelaah hingga bulan sebelumnya, net foreign sell bahkan mencapai Rp11,24 triliun.

Analis MNC Sekuritas Tirta Widi menilai situasi ini dipicu oleh sejumlah faktor. Misalnya, investor melakukan rotasi aset dari saham ke surat utang. Rebalancing portfolio ini, katanya, untuk mengantisipasi arah kebijakan suku bunga serta profit taking dari saham-saham pemberi cuan.

“Saham-saham energi, terutama batu bara sudah memberikan keuntungan luar biasa sepanjang tahun lalu. Begitu juga saham perbankan yang sudah menikmati reli kenaikan harga sejak Oktober. Hal menarik adalah kemana investor asing akan berlabuh? Sebab mereka tidak akan sepenuhnya keluar dari pasar saham,” katanya Senin (9/1/2023).

Pada perdagangan akhir pekan lalu, asing tercatat banyak melepas posisi di big caps. BBRI menjadi yang terbesar dengan net foreign sell lebih dari Rp262 miliar. BBCA juga terkena aksi jual asing senilai Rp74,5 miliar. Begitupun BMRI dan BBNI, masing masing Rp39,7 miliar dan Rp16,55 miliar.

Sebagai gambaran, saham BBRI dan BMRI misalnya sudah dilepas asing senilai Rp963,6 miliar dan Rp1,08 triliun dalam sebulan terakhir. Begitu pula dengan saham BBCA yang dilepas Rp2,3 triliun. Di luar saham bank, ADRO mencatat net foreign sell senilai Rp581 miliar. Secara akumulatif, asing keluar dari bursa sebanyak Rp11,24 triliun pada kurun waktu yang sama,

Tirta menilai saham-saham yang banyak dilepas asing dalam sebulan terakhir ini sudah menikmati reli kenaikan harga pada tahun lalu. BBCA misalnya, menguat 16,9 persen dalam enam bulan terakhir. Begitu juga BBRI dan BBNI yang melonjak 14 persen dan 17 persen. Begitu pun BMRI tercatat paling cuan dengan kenaikan 31,99 persen sejak Agustus 2022.

“Jadi, wajar jika saham pemberi gain tinggi ini kemudian mengalami koreksi dan asing merotasi aset ke ekuitas lain yang lebih menjanjikan cuan. Bisa jadi saham teknologi, yang harga sahamnya longsor parah sepanjang tahun lalu, akan menjadi target berikutnya,” katanya.

Mengacu data RTI, investor asing mencatatkan pembelian bersih saham GOTO hingga Rp24 miliar pada Jumat (6/1/2022). Perburuan investor asing itu semakin memperkecil jarak penjualan asing atau net sell dalam sepekan terakhir yang tersisa hanya Rp7,8 miliar.

Pembelian investor asing memperkuat pergerakan saham GOTO sebesar 3,26 persen ke level Rp95 per saham pada perdagangan akhir pekan lalu. Dalam sepekan terakhir, saham emiten teknologi itu menguat 4,4 persen semenjak memasuki 2023.

Jika ditelaah, beberapa sekuritas asing tercatat memborong saham raksasa teknologi itu. Diantaranya adalah JP Morgan Sekuritas mencapai 60 juta saham, PT CLSA Sekuritas Indonesia hamper 90 juta saham, dan PT UBS Sekuritas dengan jumlah yang sama.

Dalam riset terbarunya, PT Samuel Sekuritas Indonesia menaikkan rekomendasi saham GOTO menjadi beli dari sebelumnya tahan dengan target harga saham di level Rp 130 per saham dengan potensi kenaikan 35,4 persen.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Farras mengatakan rekomendasi itu diberikan karena pendapatan GOTO di kuartal IV-2022 yang positif dan potensi profitabilitas yang lebih cepat dari perkiraan, dimulai dengan margin kontribusi positif tahunan sebesar Rp 869 miliar.

Farras menjelaskan ada sejumlah faktor positif yang perlu diperhatikan dari GOTO. Pertama, PHK massal yang baru-baru ini dilakukan ketika GOTO memberhentikan 12 persen dari tenaga kerjanya. Langkah ini dapat membantu GOTO memangkas biaya gaji sekitar Rp 477 miliar pada kuartal IV/2022.

"Memasuki tahun 2023, GOTO juga memutuskan untuk menaikkan net take Tokopedia menjadi 4 persen, yang berpotensi memberikan pendapatan tambahan hingga Rp 2,1 triliun, dengan asumsi nilai transaksi tahunan (annual transacting users atau ATU) konstan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper