Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momentum Indonesia untuk Bangun Bursa Kripto Dinilai Sudah Hilang

Rencana Indonesia untuk membangun bursa kripto dinilai sudah kehilangan momentum. Seiring dengan rontoknya pasar kripto dan menurunnya transaksi kripto.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Momentum Indonesia untuk membentuk bursa kripto dinilai sudah hilang seiring rontoknya pasar kripto. Adapun Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berencana membentuk bursa kripto pada tahun ini.

Praktisi investasi Desmond Wira mengatakan terdapat beberapa faktor lain yang membuat momentum pembentukan bursa kripto pudar. Diantaranya adalah kepercayaan investor yang mulai sirna, menurunnya transaksi kripto, dan banyaknya kasus kripto seperti Voyager, Celcius, Luna, hingga FTX.

Adapun rencana Bappebti untuk membentuk bursa kripto dinilai sia-sia dan tidak akan bermanfaat banyak. Hal ini lantaran pasar kripto diperkirakan akan sepi seiring adanya beberapa faktor yang disebutkan sebelumnya.

“Kalaupun dibuat bursa kripto juga tidak banyak gunanya. Ibarat mau bikin pasar, nanti pasarnya cuma jadi sepi dan mubazir,” ujar Desmond kepada Bisnis, Rabu (4/1/2023).

Lebih lanjut, Desmond mengatakan sejauh ini tidak ada bursa kripto yang ideal. Desmond juga menyebut belum ada bursa kripto yang dibuat oleh lembaga negara.

Sejauh ini hanya terdapat bursa kripto yang dibuat oleh perusahaan. Bursa kripto ini memiliki banyak kekurangan seperti menjadi tempat mencuci uang atau bahkan penipuan seperti FTX.

Lantas, Desmond menilai Indonesia tidak perlu membuat bursa kripto atas nama negara. Pemerintah dinilai hanya perlu membuat aturan mengenai transaksi kripto di Tanah Air.

“[Bursa kripto] Tidak banyak manfaatnya dan juga susah dibuatnya. Indonesia cukup membuat aturan transaksi kripto yang diperlukan saja,” ujar Desmond.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper