Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara favorit Lo Kheng Hong, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menargetkan untuk memproduksi sebanyak 12,4 juta batu bara pada tahun ini.
Direktur ABMM Adrian Erlangga menuturkan target produksi batu bara ABMM pada 2023 sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang disetujui Kementerian ESDM.
"Target produksi kami sesuai dengan RKAB yang disetujui yaitu 12,4 juta ton," kata Adrian kepada Bisnis, Selasa (3/1/2023).
Dia melanjutkan, ABMM melihat harga batu bara akan stabil di level seperti saat ini untuk jangka waktu 6 bulan-9 bulan. Setelah itu, menurutnya harga batu bara akan turun sedikit, tetapi tidak drastis.
"Faktor yang mempengaruhi terutama permintaan batu bara yang stabil baik dari Asia maupun dari Eropa," ujar dia.
Sebagai informasi, ABMM yang menjadi favorit investor kawakan Lo Kheng Hong, memproduksi sebanyak 13,22 juta batu bara sepanjang tahun 2021. Sementara itu, pada 2022, ABMM menargetkan produksi batu bara yang tidak terlalu tinggi dari capaian tahun 2021, yakni di sekitar 13 juta-14 juta ton.
Baca Juga
Adapun untuk tahun 2023, ABMM menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$200 juta atau setara Rp3,14 triliun (estimasi kurs Jisdor Rp15.572 per dolar AS).
Belanja modal ini utamanya akan digunakan ABMM untuk peremajaan alat berat, serta alat-alat baru untuk mendukung pertumbuhan produksi mitra kerja ABMM.
"Sumber pendanaan capex akan berasal dari bank dan internal," ucapnya.