Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Transaksi Kripto Turun 65 Persen Sepanjang 2022, Begini Komentar Tokocrypto

Tokocrypto sebut ada tiga pukulan keras yang menghantam pasar kripto sepanjang 2022. Yakni, runtuhnya ekosistem Terra Luna, kebangkrutan Three Arrow dan FTX.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Guncangan pada pasar global ditengarai menjadi penyebab utama menurunnya nilai transaksi aset kripto di Indonesia sepanjang tahun 2022. Meski demikian, prospek investasi pada aset ini dipandang masih positif dalam jangka panjang.

VP of Corporate Communication Tokocrypto Rieka Handayani memaparkan penurunan nilai transaksi kripto di Indonesia merupakan efek domino dari sentimen – sentimen dari luar negeri. Menurutnya, pasar kripto global tengah dihantam oleh situasi ekonomi makro yang kurang baik sepanjang tahun ini.

“Guncangan sistem keuangan global dapat memberikan efek cukup besar bagi pasar kripto. Sentimen resesi, krisis energi, dan tensi geopolitik yang memanas memicu terjadinya musim dingin kripto atau crypto winter,” katanya saat dihubungi, Jumat (23/12/2022).

Secara khusus, Rieka mengatakan kripto juga menerima setidaknya ada tiga pukulan keras yang menghantam pasar sepanjang tahun 2022. Ketiganya adalah runtuhnya ekosistem Terra Luna, serta kebangkrutan Three Arrow Capital dan bursa kripto FTX.

Selain itu, kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi juga membuat investor institusi dan ritel tidak bergairah masuk ke kripto maupun saham. Kenaikan suku bunga pada akhirnya menyebabkan harga komoditas yang lebih tinggi dan daya beli melemah, sehingga investor pun cenderung menjauhi aset kripto.

Di sisi lain, Rieka memandang penerapan pengenaan pajak aset kripto juga berpengaruh terhadap turunnya nilai transaksi di Indonesia. Penurunan nilai aset serta pemberlakuan pajak ini membuat investor belum tertarik untuk kembali ke pasar kripto.

Rieka tidak memberikan informasi detail terkait pertumbuhan nilai transaksi perdagangan di Tokocrypto. Ia menuturkan sejauh ini transaksi perdagangan di platformnya masih berjalan normal.

“Terkait dengan naik-turunnya volume transaksi sudah menjadi hal umum di industri investasi aset kripto,” katanya.

Rieka melanjutkan pihaknya tetap percaya potensi pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia tetap positif ke depannya. Hal ini terindikasi dari jumlah investor aset ini yang terus bertumbuh di Indonesia di tengah turunnya nilai transaksi.

Data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan melaporkan total nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp296,64 triliun pada periode Januari - November 2022. Jumlah tersebut turun drastis sebesar 65,45 persen dibandingkan dengan nilai transaksi kripto di Indonesia periode Januari – November 2021 sebesar Rp858,76 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi aset kripto sepanjang tahun 2021 lalu tercatat sebesar Rp915,67 triliun. Meski begitu, jumlah investor kripto terus mengalami pertumbuhan dari 11,2 juta di 2021 menjadi 16,5 juta di November 2022.

Rieka optimistis jumlah tersebut akan terus bertambah ke depannya, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan adopsi dari teknologi blockchain.

Selain itu, kepercayaan terhadap investasi kripto juga dinilai masih tinggi. Kepercayaan tersebut tercermin dari masih banyaknya perusahaan besar yang mengeksplorasi untuk masuk ke industri ini, baik terkait perkembangan teknologi blockchain maupun web3. Investor institusi juga masih memiliki porsi investasi yang besar pada kripto.

Rieka mengatakan investasi pada aset kripto memiliki potensi jangka panjang. Kenaikan transaksi diperkirakan akan terjadi seiring dengan situasi makroekonomi yang kembali stabil.

“Untuk itu, investor memerlukan strategi yang cermat dan selalu melakukan riset dalam mengambil keputusan investasi aset apa pun,” kata Rieka.

Rieka menambahkan kondisi pasar kripto yang tidak pasti saat ini dapat membuat para investor lebih matang dalam mengambil keputusan investasi. Investor bisa mengambil waktu untuk kembali menambah pengetahuan tentang aset ini sambil mempersiapkan bull market selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper