Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Rabu (14/12/2022) karena investor melakukan aksi ambil untung dari kenaikan tajam sesi sebelumnya menjelang pengumuman hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Kendati demikian, masih tetap bertengger di atas level psikologi 1.800 dolar AS.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange tergelincir US$6,80 atau 0,37 persen menjadi US$1.818,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.824,70 dan terendah di US$1.806,20, mengutip Antara.
Tak lama setelah lantai perdagangan emas ditutup, pengumuman pertemuan FOMC keluar. Federal Reserve menaikkan suku bunga utama AS sebesar 0,5 poin persentase ke kisaran 4,25—4,50 persen seperti yang diharapkan.
Emas memperpanjang penurunannya dalam perdagangan elektronik setelah pengumuman FOMC. Dalam pengumuman tersebut, Federal Reserve memperkirakan suku bunga The Fed akan mencapai puncaknya di ujung atas 5,25 persen pada tahun 2023, mengulangi bahwa kenaikan suku bunga yang sedang berlangsung akan sesuai.
Federal Reserve memperkirakan pengangguran AS memuncak pada 4,6 persen pada tahun 2023 dari 3,7 persen saat ini.
Akan tetapi, pasar masih akan mengamati dengan saksama pidato Ketua Fed Jerome Powell setelah pertemuan tersebut untuk melihat apakah bank sentral menganggap inflasi telah cukup dingin untuk mulai mengurangi laju kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Baca Juga
Tim Analis MIFX menyebutkan sentimen pasar terhadap langkah The Fed ke depannya menjadi fokus pasar sebagai peluang penggerak harga emas selanjutnya.
The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 3,50 persen sejak Maret 2022, dan sudah menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,75 persen sejak tiga pengumuman terakhir.
Kebijakan The Fed tersebut adalah bagian dari upaya The Fed untuk menekan tingkat inflasi yang terus meningkat sejak tahun lalu di AS, terutama sejak perang Rusia - Ukraina.