Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara milik taipan Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menargetkan raihan pendapatan US$3,4 miliar pada 2022, atau sekitar Rp52,7 triliun (estimasi kurs Rp15.500 per dolar AS).
Direktur dan Chief Development Officer Bayan Resources Russell Neil mengatakan pada 2022 BYAN menargetkan pendapatan sebesar US$3,2 miliar sampai US$3,4 miliar, dengan volume produksi batu bara 37 juta sampai 39 juta metrik ton (MT), dan volume penjualan 37 juta sampai 39 juta MT.
"Kami menargetkan pendapatan berkisar US$3,2 miliar-US$3,4 miliar sampai akhir 2022," jelasnya dalam paparan publik pekan ini.
Besar kemungkinan pendapatan BYAN pada 2022 akan melampaui target. BYAN mencatatkan pendapatan US$3,34 miliar hingga kuartal III/2022 atau setara Rp52,14 triliun (kurs Jisdor Rp15.573 per dolar AS). Pendapatan ini naik 91,42 persen dibandingkan kuartal III/2021 yang sebesar US$1,74 miliar.
Pendapatan Bayan Resources ini ditopang oleh pendapatan batu bara yang naik 91,5 persen menjadi US$3,34 miliar hingga akhir September 2022, dari US$1,74 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, manajemen Byan juga tengah menyusun budget untuk tahun 2023, sehingga angka final target 2023 belum disetujui.
Baca Juga
"Tetapi kami akan memberitahu anda jika target produksi tahun depan berada di atas 45 juta ton, sedangkan pada 2022 akan sedikit di bawah 40 juta ton dari segi produksi," kata Neil.
Begitu juga dengan target pendapatan dan laba bersih BYAN yang menurut Neil masih dalam persiapan. BYAN belum bisa memberikan informasi rinci mengenai hal tersebut.
Adapun untuk asumsi harga batu bara tahun depan, BYAN mengambil asumsi harga batu bara yang lebih konservatif pada 2023, dibandingkan dengan tahun ini.
"Yang jelas tahun 2022 merupakan tahun yang luar biasa dari segi harga batu bara. Jika anda melihat perkiraan harga batu bara dari konsensus seperti McCloskey, Wood Mackenzie, mereka memperkirakan harga batu bara yang rendah pada 2023," ujarnya.
Dengan demikian, BYAN mengambil asumsi harga yang lebih konservatif. Karena hal tersebut, harga jual rata-rata batu bara BYAN akan lebih rendah di tahun 2023 dibandingkan dengan 2022.
Adapun untuk 2022 ini, BYAN menargetkan pendapatan sebesar US$3,2 miliar sampai US$3,4 miliar, dengan volume produksi batu bara 37 juta sampai 39 juta metrik ton (MT), dan volume penjualan 37 juta sampai 39 juta MT.