Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat menembus level psikologis US$1.800 pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB didorong beberapa permintaan safe haven.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 0,19 persen menjadi US$1.801,50 dolar AS per ounce. Harga emas mampu menembus level kunci, karena meningkatnya kekhawatiran akan resesi global mendorong beberapa permintaan safe haven membeli emas.
Mengutip dari Antara, beberapa bank besar AS memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi yang membandel akan menyebabkan resesi AS pada tahun 2023. Pembalikan kurva imbal hasil AS juga dirasakan oleh beberapa pelaku pasar sebagai indikator resesi yang akan datang.
Sementara itu, dolar melemah pada Kamis (8/12/2022) karena para pelaku pasar mencerna sejumlah data ekonomi dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,31 persen menjadi 104,7760. Penurunan dolar membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Emas juga mendapat dukungan karena permintaan ritel China untuk emas diperkirakan akan meningkat tajam, menurut analis pasar.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (8/12/2022) bahwa klaim pengangguran awal AS naik menjadi 230.000 untuk pekan yang berakhir 3 Desember, naik 4.000 dari minggu sebelumnya 226.000.
Baca Juga
Investor juga fokus pada data inflasi produsen AS untuk November, yang akan dirilis pada Jumat, untuk mengukur jalur tekanan harga di negara tersebut, serta menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 32,4 sen atau 1,41 persen, menjadi ditutup pada 23,246 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari bertambah 3,10 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.014,60 dolar AS per ounce.