Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan segmen waralaba alias franchise emiten pengelola jaringan minimarket Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) meningkat sepanjang periode sembilan bulan 2022. Kenaikan ini diikuti dengan bertambahnya gerai hasil waralaba.
Berdasarkan laporan keuangan, kontribusi penjualan waralaba selama Januari—September 2022 mencapai Rp13,08 triliun atau setara 18,14 persen dari total penjualan neto Rp72,13 triliun. Penjualan waralaba Sampai akhir kuartal III/2022 itu naik 14,36 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan Rp11,44 triliun tahun lalu.
Kenaikan penjualan ini turut diikuti dengan bertambahnya gerai hasil kerja sama waralaba. Hingga 30 September 2022, gerai waralaba AMRT mencapai 4.523 unit, bertambah 304 unit dari jumlah di akhir 2021 yakni 4.219 unit.
Jumlah gerai waralaba setara dengan 25,8 persen dari total 17.497 toko yang dioperasikan Alfamart per September 2022. Sementara itu pada akhir tahun lalu, total gerai yang dioperasikan Alfamart, termasuk waralaba, berjumlah 16.492 toko. Dengan demikian, terdapat penambahan 1.005 gerai sepanjang 2022.
Selain kontribusi dari sisi penjualan, Alfamart juga melaporkan adanya piutang usaha dari pewaralaba (franchise) sebesar Rp2,12 triliun per September 2022, naik dari posisi pada akhir 2021 sebesar Rp1,76 triliun.
Pendapatan neto AMRT mencapai Rp72,13 triliun pada per September 2022, naik 14,91 persen dibandingkan dengan Rp63,17 triliun yang diperoleh di Januari—September 2021.
Baca Juga
Kenaikan pendapatan AMRT juga diikuti dengan naiknya beban pokok pendapatan menjadi Rp57,32 triliun, dari Rp50,22 triliun pada akhir kuartal III/2022 atau naik 14,14 persen yoy. Meski demikian, perusahaan masih membukukan kenaikan laba kotor sebesar 15,37 persen yoy menjadi Rp14,81 triliun dan laba usaha naik 36,80 persen yoy menjadi Rp2,33 triliun.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMRT melesat 58,18 persen menjadi Rp1,75 triliun, dari sebelumnya Rp1,10 triliun per September 2021.
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia memperkirakan momentum pertumbuhan AMRT akan berlanjut hingga 2023, didorong antara lain oleh pembukaan gerai-gerai baru dan pertumbuhan penjualan daring.
“Di samping itu, kami juga meyakini AMRT akan mampu bertahan di tengah ancaman kenaikan inflasi. Kami merekomendasikan BUY AMRT dengan target harga Rp3.250,” katanya dalam riset yang dikutip Minggu (4/12/2022).
Samuel Sekuritas memperkirakan Alfamart akan mampu mempertahankan pertumbuhan kinerjanya, didukung oleh fakta bahwa mayoritas produk yang dipasarkan AMRT adalah kebutuhan pokok yang penjualannya tidak terlalu terpengaruh inflasi.
Meskipun secara rasio price to earning (PE) terlihat premium (46,7x PE FY23F), Pebe mengatakan valuasi AMRT secara price to sales (1,2x) masih tergolong seimbang dengan peers di sektor ritel.
“Selain itu, kami menyukai AMRT karena ROEnya (~24 persen) yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata peers-nya, serta pertumbuhan pendapatannya yang stabil dengan CAGR 9,3 persen selama 5 tahun terakhir,” kata dia.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.