Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup menguat pada perdagangan Kamis (1/12/2022) di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 169 poin atau 1,07 persen ke Rp15.562,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,20 persen ke 105,74.
Mata uang Garuda ditutup perkasa bersama mayoritas mata uang di Asia seperti yen Jepang menguat 1,17 persen, yuan China menguat 0,29 persen, won Korea Selatan menguat 1,42 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,30 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar tergelincir setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunga di masa depan.
Powell mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil. Dia juga memperingatkan bahwa suku bunga AS akan mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan, karena inflasi yang membandel.
Komentar dari anggota Fed dalam beberapa pekan terakhir memperkuat anggapan bahwa kenaikan suku bunga di masa depan akan bergantung pada jalur inflasi.
Baca Juga
Sementara dari dalam negeri, sentimen datang dari pemerintah yang meyakini bahwa Indonesia kebal terhadap resesi global yang diprediksi akan terjadi pada 2023. Hal ini karena tingkat konsumsi dalam negeri yang cukup besar.
Selain itu, Bank Indonesia juga merasa optimistis bahwa perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen pada 2022 di tengah tantangan risiko resesi yang menghantam dunia.
Adapun untuk perdagangan besok, Jumat (2/12/2022), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup menguat direntang Rp15.540-Rp15.590.