Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Efek The Fed Tahan Kenaikan Suku Bunga

Harga emas mendapatkan angin segar karena peluang The Fed yang tak lagi agresif mengerek suku bunga acuan.
Harga emas mendapatkan angin segar karena peluang The Fed yang tak lagi agresif mengerek suku bunga acuan. /Freepik
Harga emas mendapatkan angin segar karena peluang The Fed yang tak lagi agresif mengerek suku bunga acuan. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas naik pada perdagangan Selasa (29/11/2022), berbalik menguat dari kerugian sehari sebelumnya didukung oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Harga emas pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, naik US$8,40 atau 0,48 persen menjadi US$1.763,70 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.773,40 dan terendah di 1.752,90.

Mengutip Antara, data ekonomi yang dirilis pada Selasa beragam. Indeks harga 20 kota AS CoreLogic Case-Shiller S&P turun 1,2 persen pada September, penurunan bulanan ketiga berturut-turut dan menyamai penurunan 1,3 persen yang diharapkan oleh para ekonom.

The Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 100,2 pada November, dari 102,2 pada Oktober dan terendah sejak Juli.

Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan pada Senin (28/11/2022) bahwa The Fed memiliki "cara untuk pergi" pada kenaikan suku bunga, dan dapat terus menaikkannya dan menahannya hingga 2024 untuk memerangi inflasi. Dia juga menegaskan kembali pandangannya bahwa suku bunga perlu dinaikkan setidaknya 1,0 persen menjadi antara 5,0 persen dan 5,25 persen.

Secara terpisah, Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan bank sentral kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga pada 2024, karena tekanan inflasi akhirnya mereda. Dia juga mengatakan bahwa biaya pinjaman perlu dinaikkan lebih lanjut untuk menurunkan inflasi.

Emas melihat sedikit permintaan safe haven minggu ini, ketika kerusuhan sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya di China yang memprotes kebijakan nol-Covid yang ketat, menimbulkan kekhawatiran atas gangguan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper