Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) berencana melakukan divestasi portofolio aset usai melakukan PHK massal pekan lalu.
Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan GOTO selalu meninjau peluang untuk meningkatkan posisi neraca perseroan.
"Misalnya, kami telah disiplin dengan divestasi karena kami terus meninjau peluang divestasi dari portofolio aset tidak lancar kami," kata Andre, dalam conference calls GOTO, Senin (21/11/2022).
Sebagai informasi, hingga 30 September 2022 GOTO mencatatkan keuntungan pelepasan investasi dan dilusi investasi atas entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp34,2 miliar.
Lebih lanjut, Andre menjelaskan dengan margin kontribusi yang tumbuh, GOTO berada dalam posisi yang kuat untuk mengakselerasi titik impas margin kontribusi grup dan per segmen lebih cepat satu atau dua kuartal dari target.
Selain itu, sebagai bagian dari penghematan biaya, GOTO juga telah mengumumkan untuk mengurangi PHK karyawan sekitar 12 persen yang berdampak pada 1.300 karyawan dalam Grup pekan lalu.
Baca Juga
"Kami mengidentifikasi total penghematan biaya yang kami dapatkan dari efisiensi baik karyawan maupun biaya lainnya akan mengurangi sekitar 14-16 persen biaya," ujar dia. Dia melanjutkan, sebagian besar penghematan biaya ini akan terlihat pada kuartal I/2023 dan pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Adapun GOTO melihat seluruh efisiensi yang dilakukan ini dapat mengurangi rata-rata cash burn sebesar 13 persen setiap bulannya.
"Kami akan melanjutkan pendekatan disiplin kami untuk perbaikan bakar uang, dan kami akan terus meninjau peluang untuk meningkatkan neraca kami," ucap Andre.
Sementara itu, Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky L, menjelaskan kinerja GOTO yang kokoh pada kuartal III/2022 membuktikan momentum pertumbuhan dan kekuatan model bisnis GoTo.
"Perseroan telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat pencapaian target-target pertumbuhan dan profitabilitas," ujar dia.
Hasilnya, GOTO mencatatkan pertumbuhan secara konsisten. Total Nilai Transaksi (GTV) tumbuh 33 persen dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp161 triliun, dan pendapatan bruto tumbuh 30 persen dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp5,9 triliun.
Pada saat yang sama, EBITDA Grup yang disesuaikan pada kuartal ini tercatat 44 basis poin lebih baik dibanding kuartal sebelumnya.